China Bahayakan RI! Dampaknya Sudah Terasa, Cuan Dagang Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Surplus neraca perdagangan diperkirakan menyusut pada November 2022 sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan melemahnya harga komoditas.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada November 2022 sebesar US$ 4,4 miliar. Surplus lebih rendah dibandingkan Oktober 2022 yang mencapai US$ 5,67 miliar. Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan tumbuh 8,98% (year on year/yoy) sementara impor meningkat 5,04%.
Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 31 bulan beruntun. Sebagai catatan, nilai ekspor Oktober 2022 mencapai US$ 24,81 miliar atau melonjak 12,30% (yoy). Impor tercatat US$ 19,13 miliar atau melesat 17,44% (yoy).
Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode November 2022 pada Kamis (15/12/2022).
Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution memperkirakan surplus akan mengecil karena ada penurunan permintaan dari mitra dagang utama Indonesia. Surplus juga melandai karena harga sejumlah harga komoditas melandai.
"Pertumbuhan ekspor diperkirakan akan melambat sejalan dengan penurunan permintaan akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi negara-negara mitra dagang utama," tutur Damhuri, kepada CNBC Indonesia.
Seperti diketahui, ekspor China melandai 8,7% (yoy) sementara impor mereka anjlok 10,6% (yoy) pada November 2022. Melemahnya impor China menjadi sinyal jika permintaan domestik mereka tengah melandai dan ini bisa berdampak ke Indonesia mengingat Negara Tirai Bambu merupakan mitra perdagangan terbesar.