
Warga Jawa Barat Waspada Gempa, 7 Sesar Ini Masih Aktif

Jakarta, CNBC Indonesia - Berselang 2 pekan, Jawa Barat diguncang 2 gempa besar yang getarannya terasa sampai Jakarta dan sekitarnya (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi/ Jabodetabek). Pertama, gempa magnitudo M5,6 mengguncang kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022. Lalu, gempa magnitudo M6,1 pada 3 Desember terjadi di di darat wilayah Mekarmukti, Garut, Jawa Barat.
Memang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, kedua gempa tersebut tak berkaitan karena sumber dan jenisnya berbeda.
Meski demikian, perlu mewaspadai kondisi Jawa Barat, yang ternyata memiliki 7 sesar aktif.
Mengutip laporan resmi, BMKG dan data dari Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022, tercatat ada banyak struktur sesar yang berkembang di Jawa Barat, dan ketujuh sesar ini diduga masih aktif hingga sekarang. 7 sesar tersebut adalah Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Citarik dan Sesar Lembang, dan yang baru ditemui belakangan ini adalah Sesar Cugenang.
1. Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri merupakan patahan tertua jika berdasarkan umur kapur, dengan jalur berarah timur laut - barat daya dari Teluk Pelabuhan Ratu, Lembah Cimandiri, Cipatat - Rajamandala, Gunung Tangkuban Parahu - Burangrang, hingga ke Subang.
Adapun untuk jenis sesar ini adalah mendatar hingga oblique atau miring.
Berdasarkan historisnya, sesar ini pernah aktif dan memicu gempa bumi di Cianjur pada tahun 1844 dan tahun 1982, Padalarang pada tahun 1910, dan di Sukabumi pada tahun 2020.
2. Sesar Baribis
Sesar ini merupakan patahan utama di utara Jawa Barat, yang membentang dari Majalengka, Kuningan, Subang Selatan, hingga Purwakarta.
Panjang dari Sesar Baribis diperkirakan sekitar 100 kilometer, dan teridentifikasi sebagai jenis patahan naik dengan slip rate 1 milimiter per tahun.
Untuk diketahui, Sesar ini merupakan salah satu Sesar aktif yang memiliki ancaman besar untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya.
3. Sesar Cipamingkis
Sesar Cipamingkis yang berada di wilayah timur Sukabumi dan wilayah barat Cianjur memiliki arah jalur dari barat daya ke timur laut.
Jika dilihat historisnya, Sesar ini pernah memicu puluhan gempa bumi dengan kekuatan relative sangat kecil pada tahun 2018 silam.
4. Sesar Gersela
Sesar Garut Selatan atau Sesar Gersela merupakan sesar aktif yang memanjang dari Selatan Garut hingga ke Selatan Bandung, sepanjang 42 kilometer.
Sesar ini terbagi dalam dua segmen, yaitu segmen Rakutai dan segmen Kencana. Namun, diketahui kedua segmen tersebut sama-sama aktif.
Adapun aktivitas gempa yang terjadi pada zona ini dominan memiliki mekanisme sumber patahan geser atau strike slip.
5. Sesar Citarik
Sesar Citarik yang membentang membelah Jawa Barat dari selatan sampai utara, mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu, antara Gunung Salak - Pangrango, Bogor, Jonggol, dan berujung di Bekasi.
Adapun aktivitas sesar ini masih aktif setidaknya sampai 2021 kemarin. BMKG mencatat pada 10 November 2019 terjadi gempa magnitudo 3,2, pusat gempa berada di Bekasi, lalu pada 4 Januari 2021 terjadi gempa dengan magnitudo 2,4, pusat gempa terjadi di Jonggol.
6. Sesar Lembang
Sesar Lembang merupakan Sesar yang aktif sepanjang sekitar 30 kilometer di utara Kota Bandung dengan jalur yang memanjang dari Cimahi, Lembang, dan Kota Bandung.
Adapun diketahui, Sesar Lembang setiap tahunnya aktif dan bergeser antara 3-5 milimeter. Jenis Sesar ini bergerak dengan pola geser ke kiri atau sinistral. Namun, di sejumlah titik ada yang berbelok dengan pola gerak menjadi naik atau thrusting.
Sesar Lembang diketahui merupakan terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri. Gawir dari Sesar Lembang tampak terlihat dengan jelas di daerah Cibodas, sekitar 3 kilometer ke arah timur dari Maribaya, dan terdapat beberapa bidang yang steep fault atau menangga.
Secara historis, Sesar ini telah menyebabkan dua gempa besar, yaitu pada abad ke-60 Sm dan abad ke-15. Adapun gempa bumi kecil juga pernah terjadi di wilayah Bandung pada tahun 2011,2017, dan 2021.
7. Sesar Cugenang
Sesar yang baru saja ditemukan oleh BMKG belum lama ini berada di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, dan telah ditetapkan sebagai penyebab terjadinya gempa di Cianjur pada 21 November 2022 yang lalu.
"Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5.6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang. Ini adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG," ungkap Dwikorita dalam keterangan resminya, Sabtu (10/12/2022).
Dwikorita menyebut, karena jalur patahannya ada di wilayah Cugenang maka dinamakan Sesar Cugenang. Sebelumnya, kata dia, gempa Cianjur diduga disebabkan aktivitas Sesar Cimandiri karena pusat gempa berada di dekat sesar tersebut.
Namun setelah dilakukan analisis focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara, serta survei lapangan secara detail oleh BMKG terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan bangunan, maka disimpulkan bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh sesar baru Cugenang.
Sesar Cugenang membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa. Dari 9 desa yang dilintasi Sesar Cugenang, delapan di antaranya termasuk Kecamatan Cugenang. Yaitu, Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa terakhir, Nagrak, lokasinya di dalam wilayah Kecamatan Cianjur.
Dwikorita menyampaikan, penemuan atau penetapan zona patahan baru ini sangat vital dalam mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai bangunan yang terdampak gempa, November lalu. Karena, jangan sampai dalam prosesnya, rumah warga maupun berbagai fasilitas umum dan sosial lainnya kembali didirikan di jalur gempa tersebut.
Namun demikian, lanjut Dwikorita, area tersebut bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan. Menurutnya, area yang berada di jalur Sesar Cugenang tetap bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, kawasan konservasi, lahan resapan, maupun dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan konsep ruang terbuka tanpa bangunan permanen.
"Poin utamanya, area lintasan Sesar Cugenang terlarang untuk bangunan tempat tinggal maupun bangunan permanen lainnya," pungkasnya.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Monster' di Jabar, 7 Sesar Aktif Sampai 9 Desa Harus Pindah