
Negara Chaos! Iran Mulai Eksekusi Mati Pengunjuk Rasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Iran menggantung seorang pria yang dihukum karena melukai seorang penjaga keamanan dengan pisau dan memblokir jalan di Teheran. Eksekusi pertama atas kerusuhan anti-pemerintah ini dilakukan pada Kamis (8/12/2022).
Kantor berita Tasnim, yang dikutip Reuters, menyebut pria yang dieksekusi itu benama Mohsen Shekari, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Media pemerintah menerbitkan video sebagai pengakuan Shekari, di mana dia muncul dengan memar di pipi kanannya. Dia mengaku memukul anggota milisi Basij dengan pisau dan memblokir jalan dengan sepeda motornya bersama salah satu temannya.
Namun, kelompok HAM mengatakan Shekari disiksa dan dipaksa untuk mengakui kejahatannya tersebut.
Amnesty International mengatakan pihak berwenang Iran tengah mencari hukuman mati untuk setidaknya 21 orang dalam pengadilan palsu yang dirancang untuk mengintimidasi mereka yang berpartisipasi dalam pemberontakan besar di Iran tersebut.
"Otoritas Iran harus segera membatalkan semua hukuman mati, menahan diri dari upaya pengenaan hukuman mati dan mencabut semua tuduhan terhadap mereka yang ditangkap sehubungan dengan partisipasi damai mereka dalam protes," kata Amnesty International.
Protes nasional yang meletus setelah kematian Mahsa Amini, wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun pada 16 September, merupakan salah satu tantangan terbesar bagi Republik Islam sejak didirikan pada 1979.
Pihak berwenang telah menindak protes dan pada Senin, di mana Pengawal Revolusi mendorong pengadilan untuk dengan cepat dan tegas mengeluarkan keputusan terhadap mereka yang dituduh melakukan kejahatan terhadap keamanan bangsa dan Islam.
Sementara itu, juru bicara kehakiman Masoud Setayeshi mengatakan pada Selasa bahwa lima orang yang didakwa dalam pembunuhan anggota milisi Basij, Rouhollah Ajamian, telah dijatuhi hukuman mati dalam putusan, di mana mereka dapat mengajukan banding.
Kantor berita semi-resmi Iran ISNA melaporkan pada Kamis bahwa lima tersangka anggota kelompok militan Negara Islam telah didakwa dengan "perang melawan Tuhan" atas peran mereka dalam pembantaian peziarah Syiah pada Oktober.
Pemerintah Barat juga mengungkapkan kekecewaannya atas tingginya jumlah eksekusi di Iran. Sementara Iran menyalahkan kerusuhan itu pada musuh asingnya termasuk Amerika Serikat.
Bahkan sebelum kerusuhan baru-baru ini, eksekusi telah meningkat di Iran. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk mengatakan jumlah eksekusi tahun ini dilaporkan melampaui 400 pada September, jumlah terbanyak untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran Memanas karena Wanita, Ramai-Ramai Demo Turunkan Rezim