Internasional

Inggris Bukan Lagi Negara Adidaya, Ini Buktinya

News - Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
08 December 2022 19:59
The Union Jack flag flies above the Houses of Parliament from the Victoria Tower in London, Thursday, Sept. 12, 2019. The British government insisted Thursday that its forecast of food and medicine shortages, gridlock at ports and riots in the streets after a no-deal Brexit is an avoidable worst-case scenario. (AP Photo/Alastair Grant) Foto: Inggris (AP Photo/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Negara di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan Inggris (FCDO) Andrew Mitchell menyebut negara itu bukan lagi 'adidaya bantuan asing'. Hal ini terjadi saat terjadi pemotongan anggaran dalam program bilateral negara itu

Di depan anggota Komite Pembangunan Internasional Parlemen Inggris pada hari Selasa, (6/12/2022) Mitchell mengatakan pemotongan anggaran program bilateral diperlukan karena dana perlu dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi yang tiba di Inggris dari negara-negara seperti Ukraina dan Afghanistan.

"Janganlah kita bertele-tele. Kami bukan negara adidaya pembangunan saat ini dan itu adalah sesuatu yang dikeluhkan di seluruh dunia," Mitchell memberi tahu sesama anggota parlemen.

Ia membandingkan kelangkaan dana dengan sumber daya yang tersedia selama Perdana Menteri (PM) Tony Blair dan David Cameron.

"Jika kita ingin mendapatkannya kembali, kami harus membuat beberapa perubahan struktural di departemen," tambahnya.

Mitchell mengatakan pihaknya harus mengurangi anggaran untuk program bilateral sekitar 30% untuk sisa tahun keuangan. Ini sebagian karena Kantor Dalam Negeri menarik dana departemennya untuk menutupi biaya menampung semakin banyak pengungsi dari negara-negara termasuk Suriah, Afghanistan, dan Ukraina.

Diperkirakan 3 miliar pound (Rp 46 triliun) diambil dari pundi-pundi Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) untuk membayar perjalanan, makanan, dan akomodasi bagi para pengungsi tahun ini. Akibatnya, Mitchell menyebut bahwa anggaran bantuan berjalan 'di luar kendali' dan harus diperbaiki.

Inggris telah mengurangi pengeluaran bantuan luar negerinya selama bertahun-tahun. Pada tahun 2021, London membatalkan janji untuk mempertahankan pendanaan ODA sebesar 0,7% dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB), menguranginya sekitar 12 miliar pound menjadi 0,5% dari PNB. Kelompok bantuan khawatir bahwa pengurangan lebih lanjut tidak dapat dihindari.

Pada akhir tahun, Inggris diperkirakan telah menampung sebanyak 270.000 kedatangan pengungsi, jumlah terbesar dalam beberapa dekade, menurut perkiraan bulan September oleh lembaga pemikir Center for Global Development.

Sementara itu, Mitchell memiliki rekam jejak panjang dalam menangani urusan bantuan. Di bawah David Cameron, ia menjabat sebagai sekretaris negara untuk pembangunan internasional, memimpin departemen bantuan luar negeri khusus, yang digabungkan dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 2020.

Sebelumnya, dia adalah sekretaris bayangan parlemen untuk portofolio yang sama.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Inggris Krisis Biaya Hidup, Ekonomi Kini "Lampu Merah"


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading