
Eks Menkeu RI Bilang AS Wajib Kena Resesi, Lho Kok Gitu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan 2013-2014 M. Chatib Basri mengungkapkan data yang mengejutkan terkait dengan kondisi tenaga kerja di Amerika Serikat (AS).
Chatib mengatakan dirinya baru mengecek data Beveridge curve. Beveridge curve adalah data yang mengaitkan hubungan tingkat lowongan kerja dan angka pengangguran.
"Yang menarik dari Beveridge curve Amerika Serikat adalah lowongan pekerjaan itu besar sekali walaupun unemployment sudah rendah," ungkap Chatib dalam Bank BTPN Economic Outlook 2023, Selasa (6/12/2022).
Dari data ini, dia mengartikan bahwa pekerjaan tersedia, tetapi tenaga kerjanya tidak ada.
"Ini yang terjadi akibat mismatch karena yang diminta pekerjaan yang membutuhkan orangnya hadir in person, tetapi yang bersedia bekerja memilih remote," ujarnya.
Dengan demikian, meskipun tingkat pengangguran sudah rendah di bawah 7,5%, tetapi lowongan pekerjaan masih jauh lebih besar. Jika yang mencari tenaga kerja banyak, sementara pasokan tidak ada maka upah akan naik.
"Kalau upahnya naik, maka inflasi di Amerika itu akan naik. Itu sebabnya bekas menteri keuangan di AS yang sekarang mengajar di Harvard Business School, Larry Summers mengatakan bahwa Amerika membutuhkan resesi ekonomi untuk menurunkan inflasi," tegas Chatib.
"We need 5 years of unemployment above 5% to contain inflation - in other words, we need two years of 7,5% unemployment or five years of 6% unemployment or one year of 10 percent unemployment," kata Chatib mengulang pernyataan Summers.
Dengan kata lain, AS membutuhkan resesi untuk meredam inflasi karena itu Summers meminta the Fed menaikkan bunga dengan agresif.
Inilah penjelasan mengapa the Fed terus menaikkan suku bunga acuannya. "Mau tidak mau dibutuhkan pengangguran besar agar inflasinya turun."
Lebih lanjut, Chatib menduga bahwa inflasi di AS akan bertahan lama. Kemungkinan yang terjadi, the Fed akan mengerem kenaikan suku bunga.
Namun, the Fed perlu waktu panjang sebelum akhirnya menurunkan tingkat bunga.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chatib Basri: AS Suram, Eropa Sakit, China Simpan 'Bom Waktu'