
Ramalan Bos BI, Momok Ngeri Dunia Ini Baru Berakhir di 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramalkan bahwa tren inflasi tinggi baru akan melandai pada akhir 2023, sebelum akhirnya kembali ke tren tingkatan yang rendah pada 2024.
Hal ini disampaikan oleh Perry Warjiyo dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 "Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik", Senin (5/12/2022).
Inflasi yang tinggi, telah terjadi di banyak wilayah di dunia. Saat ini, dunia mengalami lonjakan inflasi hingga 8,2%. Sementara itu, inflasi di Amerika Serikat (AS) mencapai 8,8% dan Inggris tembus 10% tahun ini.
Perry berkeyakinan inflasi tinggi ini akan berlangsung cukup lama, hingga tahun depan.
"(Inflasi) masih akan tinggi, baru kemudian berangsur-angsur turun, kemungkinan-kemungkinan di paruh kedua tahun depan," ujar Perry.
Bahkan, dari bacaan terbaru BI, Perry mengungkapkan banyak negara baru akan mengalami penurunan laju inflasi pada kuartal IV-2023. Kemudian, dia melihat inflasi global yang saat ini berada di kisaran 8,2%, akan turun menjadi 6,6% pada akhir tahun depan.
Perry menambahkan pihaknya yakin inflasi baru akan normal ke level yang rendah pada 2024.
"Inilah skenario baseline, tetapi ada juga skenario upward risk kalau memang ketegangan berlanjut," sambung Perry.
Jika ini terjadi, dia memperkirakan inflasi tidak akan bisa turun secara cepat. Oleh karena itu, BI mewaspadai fenomena tingginya suku bunga untuk waktu yang panjang (higer for longer).
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BI Ramal Inflasi RI Tetap Tinggi pada 2023, Tembus di Atas 4%