
Jangan Takut! Ada Kabar Baik Nih dari Jokowi & Sri Mulyani

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak hanya membagikan kengerian terkait dengan perekonomian, ternyata Presiden Joko Widodo juga sering membagikan kabar baik terkait dengan ekonomi Indonesia.
Bahkan, baru-baru ini, Presiden Joko Widodo atau Jokowi membagikan kabar terbaru yang cukup melegakan bagi Indonesia.
Jokowi mengungkapkan industri baterai dan kendaraan listrik bisa memberikan keuntungan berlipat ganda bagi Indonesia. Menyusul, keberhasilan program hilirisasi nikel.
Menurutnya, saat Indonesia hanya mengekspor bijih nikel, hanya memberikan nilai bagi negara sebesar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 18 triliun. Namun, saat hilirisasi nikel berjalan, hingga berupa produk stainless steel, membuat nilai ekspor meningkat 18 kali lipat menjadi sekitar Rp 320 triliun.
Jika hal ini dikembangkan lagi menjadi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) atau bahkan kendaraan listrik, maka menurutnya nilai tambah bagi negara akan jauh lebih besar lagi.
"Itu hanya urusan dari nikel mentah menjadi stainless steel, belum menjadi EV Battery atau jadi mobil atau pesawat, industrinya ada di sini, saya gak tahu mungkin berpuluh-puluh kali lipat nilai itu akan muncul," kata Jokowi, pada acara Rapimnas Kadin 2022 di Hotel Borobudur, dikutip Senin (5/12/2022).
Jokowi mengatakan penciptaan nilai tambah bisa menjadi lokomotif besar dan bisa menggerakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Selain itu, jika industri dan ekosistem baterai EV sudah terintegrasi, Jokowi menjamin Indonesia pasti dilirik banyak negara yang mau memproduksi kendaraan listrik.
Terlebih, Indonesia memiliki cadangan bahan baku pendukung ekosistem kendaraan listrik yang besar, seperti nikel, tembaga, bauksit, timah yang besar.
"Sehingga apapun yang mau bangun mobil listrik, sepeda motor listrik, pasti ke sini karena efisien," kata Presiden.
Tidak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menyampaikan pesan Managing Director IMF Kristalina Georgieva yang mengatakan kalau Indonesia merupakan titik terang di tengah kesuraman ekonomi global.
"Hati-hati, di tengah kesuraman ekonomi global, Indonesia adalah titik terangnnya. Dia ngomong seperti itu," ujarnya.
Menurut Jokowi, penilaian Kristalina bukan tanpa alasan. Sejumlah indikator makroekonomi menguatkan hal tersebut.
"Coba dilihat inflasi kita, inflasi terjaga, 5,7%, dunia sudah di atas 10%, 12%, semuanya bahkan ada yang sudah lebih dari 80%. Kenapa kita harus pesimis kalau angkanya terjaga seperti itu. Kita harus optimis," kata Jokowi.
Dia menjelaskan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2022 mencapai 5,72%, jauh di atas proyeksi untuk dunia di 2022 sebesar 3,2%.
Purchasing Manager Index Indonesia, menurut Jokowi, juga pada level ekspansif. Semua negara terkontraksi di mana rata-rata dunia sudah di bawah 50, sedangkan Indonesia 51,8%, masih di atas 50%.
Lebih lanjut, neraca perdagangan sudah surplus 30 bulan berturut-turut setelah sebelumnya selalu defisit. Tepatnya sejak Mei 2020.
"Artinya, ekspor kita lebih besar dari impor. Kenapa kita tidak optimis? Harus optimis," kata Jokowi.
Indikator terakhir yang disampaikan Jokowi adalah neraca transaksi berjalan. Per 2019, Indonesia masih defisit US$ 30 miliar atau -2,7% terhadap PDB. Sekarang sudah surplus US$ 4,4 miliar dolar atau 1,3% terhadap PDB.
"Sekali lagi kenapa tidak optimis kalau angka-angkanya menunjukkan seperti ini, harus optimis, jangan sampai ada yang menyampaikan pesimisme, baca angka-angka tadi, harus optimis," tegas Jokowi.
Kabar Baik dari Sri Mulyani
Tidak hanya Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga baru-baru ini menyampaikan kabar baik. Mantan pejabat Bank Dunia ini memperkirakan perekonomian Indonesia tak akan terkena resesi pada tahun ini. Terutama jika pertumbuhan ekonominya terjaga di atas 5% hingga akhir tahun ini.
Sejak kuartal IV - 2021, dia berujar, ekonomi Indonesia terbukti mampu tumbuh di atas 5%, yaitu di level 5,02%. Lalu berlanjut pada kuartal I - 2022 sebesar 5,01%, kuartal II mencapai 5,44% dan kuartal III di posisi 5,72%.
"Kita harap sampai akhir tahun growth di atas 5% itu masih tetap bisa dipertahankan, kalau itu terjadi berati 5% berturut-turut pertumbuhan ekonk Indonesia selalu di atas 5%," ucap Sri Mulyani di acara Rapimnas Kadin 2022, dikutip Senin (5/12/2022).
Dengan capaian ini, dia berujar, APBN 2023 akan tetap dirancang dengan desain optimistis, namun tetap waspada. Optimisme ini kata Sri Mulyani karena pemerintah melihat proses pemulihan ekonomi Indonesia berjalan dengan baik. Makanya defisit APBN diperkecil menjadi 2,84% dari 2022 yang diperkirakan 3,92%.
Selain itu, dia melanjutkan asumsi makro APBN 2023 juga telah menargetkan pertumbuhan ekonominya sebesar 5,3%. Target itu menurut Sri Mulyani cukup ambisius di tengah kondisi ekonomi global yang masih tertekan.
"Itu sangat ambisius pada saat faktor-faktor terutama global bisa memperlemah ekspor, investasi, konsumsi melalui interest rate yang tinggi, nilai tukar dolar yang menguat karena adanya likuiditas tightening, dan pelemahan ekonomi negara-negara maju," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Terancam Resesi, Ada Pesan Buat Pak Jokowi Nih!
