
Investor Asing Tarik Duit, Neraca Pembayaran Indonesia Tekor!

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) berbalik arah menjadi defisit pada kuartal III-2022 setelah membukukan surplus pada kuartal sebelumnya. Derasnya capital outflow meninggalkan lubang defisit yang besar pada transaksi finansial sehingga NPI pun defisit.
Defisit NPI pada kuartal III-2022 menembus US$ 1,3 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dari kuartal II-2022 di mana NPI mampu mencatatkan surplus sebesar Rp 2,39 miliar.
Defisit pada NPI disebabkan besarnya defisit transaksi finansial terutama untuk investasi portofolio. Buruknya kinerja investasi portfolio bahkan menghapus kinerja luar biasa transaksi berjalan.
Neraca transaksi finansial pada kuartal III-2022 mencatatkan defisit sebesar US$ 6,07 miliar. Defisit naik enam kali lipat dibandingkan yang tercatat pada kuartal II-2022 yakni US$ 1,16 miliar.
Defisit transaksi finansial pada kuartal III-2022 juga menjadi yang tertinggi setidaknya dalam tujuh tahun terakhir.
Besarnya defisit transaksi finansial juga berbanding terbalik dari data historisnya. Neraca transaksi finansial terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio, derivative finansial, dan investasi lainnya.
Catatan BI menunjukkan neraca transaksi finansial biasanya menjadi penolong Indonesia untuk menekan defisit transaksi berjalan sehingga NPI masih positif.
Namun, derasnya capital outflow membuat tren tersebut berakhir. Transaksi finansial kini justru membebani NPI.
Pada kuartal III-2022, investasi langsung masih mencatatkan surplus sebesar US$ 3,4 miliar sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi domestik. Kendati demikian, investasi langsung pada kuartal III-2022 adalah yang terendah sejak kuartal III-2020.
Sementara itu, investasi portofolio mencatatkan defisit sebesar US$ 3,1 miliar atau yang tertinggi sejak kuartal IV-2022.
Defisit terjadi karena investor asing menjual aset Surat Utang Negara (SUN) secara besar-besaran. Total SUN yang djual investor asing pada kuartal III-2022 menembus US$ 3,1 miliar. Jumlah tersebut memang lebih rendah dibandingkan yang tercatat pada kuartal II-2022 yakni US$ 5,2 miliar.
"Dengan perkembangan tersebut, persentase kepemilikan asing pada SUN mengalami penurunan sdari 19,1% menjadi 17,2%%," tulis Bank Indonesia.
Investor asing tidak hanya menjual surat utang tenor panjang tetapi juga surat perbendaharaan negara (SPN) yang bertenor di bawah 1 tahun baik konvensional ataupun syariah. Nilai SPN dan SPN syariah yang dijual asing pada kuartal III-2022 mencapai US$ 400 juta.
Investasi portofolio di sektor swasta pada Juli-September 2022 juga tercatat net sell US$ 700 juta. Kondisi ini berbanding terbalik pada kuartal II-2022 di mana investasi portofolio swasta masih tercatat net inflow sebesar US$ 3,9 miliar.
Investor asing juga meninggalkan pasar obligasi swasta atau korporasi. Pada Juli-September 2022, asing mencatatkan net outflow sebesar US$ 1,9 miliar di pasar obligasi swasta. Kondisi ini berbanding terbalik dengan net inflow sebesar US$ 2 miliar pada kuartal II-2022.
Berbanding terbalik dengan pasar obligasi, pasar saham Indonesia masih mencatatkan net buy sebesar US$ 1,2 miliar pada kuartal III-2022. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan pada kuartal II-2022 yang tercatat US$ 1,8 miliar.
