Membedah Isi 1.186 Halaman Deklarasi Kesepakatan KTT G20 Bali

Maesaroh, CNBC Indonesia
17 November 2022 09:35
Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, The Apurva Kempinski Bali, 14 November 2022.
Foto: Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, The Apurva Kempinski Bali, 14 November 2022. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Di luar perang, deklarasi pemimpin G20 juga menyoroti sejumlah isu penting mulai dari isu lingkungan, perubahan iklim, perpajakan, target Sustainable Development Goals (SDGs), krisis energi dan pangan, serta peran penting bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar serta menurunkan inflasi.

G20 menilai penting bagi bank sentral mereka untuk
mengoptimalkan semua alat yang tersedia guna menghindari downside risks termasuk menjalarnya dampak negatif di pasar keuangan. Termasuk dalam tool atau alat tersebut pengetatan kebijakan moneter.

Seperti diketahui, bank sentral negara-negara G20 telah memberlakukan kebijakan moneter agresif untuk menurunkan laju inflasi. Bank sentral terkuat di dunia The Federal Reserve (The Fed) sudah mengerek suku bunga hingga 375 basis points (bps) tahun ini.

Bank sentral Inggris dan Eropa juga sudah bertindak sama. Bank Indonesia pun sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 125 bps hanya dalam kurun waktu tiga bulan yakni Agustus-Oktober.

"Bank sentral G20 berkomitmen kuat untuk mencapai stabilitas harga dan secara tepat mengkalibrasi kebijakan moneter ketatnya berdasarkan data. Independensi bank sentral sangat krusial dalam mencapai target mereka," tutur dokumen tersebut.

Masih terkait moneter, anggota G20 juga sepakat untuk menghindari volatilitas nilai tukar yang berlebihan.  Mayoritas mata uang sebagian besar anggota G20 terpuruk di hadapan dolar AS pada tahun ini. Tidak hanya negara emerging market seperti Indonesia dan China, mata uang negara maju seperti Inggris juga ambruk.

"Kami menyadari jika volatilitas nilai tukar banyak negara telah bergerak sangat signifikan," tambah dokumen tersebut.

Kesepakatan G20 juga menyebut mengenai pentingnya menjaga ketahanan energi dan pangan serta aksi untuk mengatasi perubahan iklim. Anggota G20 menyepakati upaya untuk membatasi pemanasan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius.

Dokumen deklarasi menyebut hanya Korea Selatan, China, Inggris, dan Prancis yang secara terang-terangan sudah menjalankan investasi atau menganggarkan anggaran dalam upayanya mengadaptasi perubahan iklim hingga 2021.

"Memang tidak semua negara mengumumkan anggaran atau investasi tersebut seperti Indonesia yang meningkatkan anggaran untuk memperbaiki pesisir atau program ekonomi biru," tutur dokumen tersebut.

Persoalan ketahanan pangan dan energi tidak luput dari kesepakatan deklarasi, Anggota G20 sepakat meredam dampak kenaikan harga, meningkatkan investasi di bidang ketahanan pangan, serta memperkuat dialog antara produsen dan konsumen.

"Kami benar-benar menaruh perhatian besar mengenai ketahanan pangan global yang diperburuk konflik dan ketegangan. Kami sepakat untuk mengambil langkah mendesak untuk menyelamatkan kehidupan dan mencegah kelaparan serta menyelamatkan kelompok yang paling rentan," tulis dokumen tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular