Resesi atau Tidak? Ini Dia Kondisi Terkini Ekonomi Indonesia!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
04 November 2022 07:05
Perry Warjiyo dalam acara konferensi pers hasil rapat berkala KSSK IV tahun 2022. (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Perry Warjiyo dalam acara konferensi pers hasil rapat berkala KSSK IV tahun 2022. (Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI)

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa arah kebijakan bank sentral ke depan tetap sama, yakni menjaga stabilitas di tengah dinamika perekonomian global.

"Kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi, pro-stabilitas termasuk penahan kejutan dari dampak ketidakpastian global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam kesempatan yang sama.

Perry menegaskan, bank sentral akan tetap menggunakan instrumen kebijakan lainnya seperti digitalisasi, pendalaman pasar keuangan, hingga inklusi keuangan yang diarahkan untuk pemulihan perekonomian nasional.

"Sejalan dengan kebijakan tersebut sejak Agustus 2022, BI telah menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 125 bps menjadi 4,75%," jelasnya.

BI menegaskan, keputusan untuk mengerek bunga acuan lebih dulu bukan tanpa alasan. Perry mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang diperkirakan akan semakin tinggi imbas dari kenaikan harga BBM.

"Keputusan ini juga untuk memperkuat stabilitas nilai tukar agar sejalan dengan nilai fundamentalnya di tengah menguatnya US$ dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," tegasnya.

Tekait dengan likuiditas, BI juga memastikan akan berupaya maksimal untuk menambah pundi-pundi valuta asing atau dolar AS di dalam negeri.

Dia menjelaskan, sesuai dengan aturan yang ada di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2019, bahwa Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) wajib direpatriasi di dalam negeri, dan sebagian besar sudah masuk ke rekening khusus. Masalahnya, kata Perry, saat ini para pemegang DHE SDA tersebut belum bisa menahan dolar AS agar 'betah' di perbankan Indonesia.

Oleh karena itu, BI bersama otoritas terkait yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), akan terus mencari formula untuk bisa membuat para eksportir dan importir yang memegang DHE bisa lebih lama memarkirkan dolarnya di dalam negeri.

"Ini sedang koordinasi di bawah KSSK dan perbankan, bagaimana agar eksportir-eksportir yang punya DHE ini betah lebih lama," jelas Perry

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular