
JK Ungkap RI Tahan Banting Dihantam Krisis, Nih Faktanya!

4. Krisis Subprime Mortgage dan Krisis Keuangan Global 2008/2009
Krisis keuangan 2008-2009 dipicu oleh kredit macet di sektor properti AS (subprime mortage). Krisis tersebut kemudian menumbangkan sejumlah perusahaan seperti Lehman Brothers. Akibat dari krisis tersebut, ekonomi AS terkontraksi 0,34% pada 2008 dan 3,07% pada 2009.
Krisis di AS menjalar di tingkat global melalui sektor keuangan. Pasar keuangan Indonesia baik saham, mata uang, hingga obligasi jatuh akibat aksi jual.
Sektor keuangan Indonesia terimbas besar karena derasnya arus modal ke luar (capital outflow).
Yield surat utang pemerintah tenor 10 tahun melambung ke level tertingginya pada Oktober 2008 ke 18,52%. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 60,73% dari posisi tertingginya pada Januari 2.830,26 menjadi 1.111,39 pada Oktober.
Pertumbuhan ekonomi global juga menurun menjadi 2,8% pada 2008 dari 5,42% pada 2007. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri melambat menjadi 4,6% pada 2009 dari 6,1% pada 2008.
Ekonomi Indonesia dengan cepat bangkit dari keterpurukan dan tumbuh 6,2% pada 2010.
4. Resesi 2020/2021
Resesi ketiga yang dialami Indonesia adalah pada 2020/2021. Berbeda dari resesi 1963 dan 1998 yang dipicu oleh persoalan ekonomi, resesi 2020/2021 disebabkan oleh krisis kesehatan.
Krisis bermula dari menyebarnya virus Covid-19 dari China. Virus dengan cepat menyebar ke seluruh dunia hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada 13 Maret 2020.
Untuk menekan penyebaran Covid-19, seluruh negara melakukan pembatasan mobilitas bahkan sebagian besar "mengunci" negara mereka dengan menutup perbatasan.
Ekonomi Indonesia pun langsung terjun bebas pada kuartal I-2020 dengan mencatatkan kontraksi sebesar 5,32% (year on year/yoy). Kontraksi mengecil pada kuartal III-2020 sebesar 3,49% (yoy), kuartal IV sebesar 2,17% (yoy), dan kuartal IV sebesar 0,70%.
Absennya aktivitas ekonomi membuat angka pengangguran dan kemiskinan melonjak tajam. BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2020 mencapai 27,55 juta orang, naik 2,76 juta orang dibandingkan September 2019 atau sebelum pandemi.
Tingkat kemiskinan juga melonjak 10,19%, level double digit yang pertama sejak September 2017. Sementara itu, jumlah pengangguran pada Agustus 2020 tercatat 9,77 juta orang atau naik 2,67 juta dalam setahun.
Ekonomi Indonesia bangkit setelah terpuruk setahun. Pada kuartal II-2022, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 7,07% (year on year). Sempat melambat pada kuartal III-2022, Indonesia kemudian mencatatkan pertumbuhan di atas 5% sejak kuartal IV-2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]