CNBC Indonesia Research

Momen Langka, RI Malah Deflasi Usai Harga BBM Naik

Maesaroh, CNBC Indonesia
02 November 2022 15:10
Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Deflasi pada kelompok pangan pada Oktober 2022 sudah diperkirakan banyak pihak mengingat kelompok pangan sudah melambung harganya sejak awal hingga pertengahan tahun ini. Pasokan pangan juga sudah membaik.

Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus menekan laju inflasi kelompok volatile dalam tiga bulan terakhir, termasuk dengan mengizinkan pemerintah daerah menggunakan APBD untuk menekan harga pangan. Termasuk di dalamnya adalah dengan melakukan operasi pasar.

"Harga makanan mengalami penurunan tajam karena pasokan yang meningkat di tengah musim panen dan operasi pasar yang efektif," tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman dalam Macro Brief.

Seperti diketahui, inflasi kelompok volatile atau harga bergejolak pada periode Januari-Juli 2022 selalu di atas 0,90% (mtm). Pengecualian terjadi pada Februari di mana terjadi deflasi 1,50%.


Lonjakan inflasi volatile dipicu oleh penyebab yang berbeda mulai dari minyak goreng, cabai, hingga sayur-mayur.


Harga cabai rawit merah sempat menembus Rp 100.000 per kg pada pertengahan Juli. Minyak goreng bahkan sempat langka pada Februari-Maret dan harganya melonjak tajam hingga Rp 60.000 per kg di Indonesia bagian timur.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata inflasi kelompok volatile (mtm) dalam lima tahun terakhir ada di kisaran 0,41%. Sementara itu, rata-rata inflasi kelompok volatile pada Januari-Juli mencapai 1,28% atau tiga kali lipat lebih tinggi.

Inflasi kelompok volatile menjulang sejak Maret - Juli 2022 yakni masing-masing sebesar 1,99%, 2,30%, 0,94%, 2,51%, dan 1,41%.

Inflasi kelompok bahan pangan pada Juli 2022 yang menembus 2,51% adalah yang tertinggi sejak Desember 2014 atau 7,5 tahun.

Kondisi mulai berbalik arah sejak Agustus 2022. Dibantu dengan penurunan harga cabai merah dan minyak goreng, inflasi kelompok pangan mulai turun drastis.
Secara keseluruhan, kelompok  makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan deflasi pada Agustus sebesar 0,48% (mtm), pada September sebesar 0,30% (mtm), dan Oktober sebesar 0,97% (mtm). Termasuk di dalamnya adalah kelompok volatile seperti cabai.

Deflasi pada makanan, minuman, dan tembakau ini tidak terjadi pada periode kenaikan harga BBM tahun-tahun sebelumnya.

Setelah kenaikan harga BBM November 2014, misalnya, kelompok bahan makanan minuman, dan tembakau mengalami inflasi 2,15% (mtm) pada November dan melonjak 3,22% pada Desember.



Pada kenaikan harga BBM Juni 2013, kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi 1,17% (mtm)  pada Juni dan melonjak menjadi 5,46% pada Juli.



Adapun, pada kenaikan harga BBM Mei 2008, kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi 1,72% (mtm) pada Mei dan  1,28% pada Juni.

(mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular