Pemerintah Tegaskan Bahan Baku BBM Etanol Tak Ganggu Pangan

Verda Nano Setiawan,  CNBC Indonesia
03 November 2025 17:15
Etanol. (Dok. Freepik)
Foto: Etanol. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa penerapan bahan bakar campuran bioetanol 10 persen (E10) tidak akan berdampak terhadap ketersediaan pangan nasional. Sebab, bahan baku etanol yang akan digunakan berasal dari limbah atau ampas hasil pertanian.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa selain mendongkrak sumber bahan baku dari dalam negeri, bioetanol juga tidak menimbulkan isu pangan.

Eniya menilai bahan baku bioetanol bisa berasal dari berbagai komoditas seperti tebu, jagung, sorgum, dan ketela. Namun demikian, yang digunakan bukan bahan utamanya, melainkan ampasnya saja.

"Karena yang tebu dipakai ampasnya molasses ini. Ini yang sekarang dipakai oleh Pertamina. Lalu sorgum juga tadinya pakan ternak gitu ya. Lalu ketela, ketela pahit. Nanti kalau satu lagi yang jagung ya. Jagung itu bonggolnya gitu, bonggolnya. Jadi semua adalah sisa dan ini potensinya itu di berbagai daerah. Sehingga desentralisasi ada," ujarnya dalam program Prabowonomics CNBC Indonesia, dikutip Senin (3/11/2025).

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan kemungkinan masuknya investor asal Brasil terkait rencana pembangunan pabrik etanol di Indonesia. Hal ini menyusul mandatori penggunaan etanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin sebanyak 10% (E10).

Semula, Bahlil mengatakan bahan baku etanol diperoleh dari tanaman seperti singkong, jagung, dan tebu. Adapun program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan membuka lapangan kerja baru.

"Nah ini banyak menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat pertanian. Tetapi memang harus ada prosesnya itu, mekanisasi teknologi. Jadi ini kita akan kolaborasi plasma intilah. Jadi supaya juga ekonomi daerah bisa tumbuh. Nah begitu ditanam, selesai, baru kita bangun pabrik etanolnya," kata Bahlil di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Ia lantas mengungkapkan adanya peluang investasi dari Brasil di sektor bioetanol Indonesia. Terlebih, Indonesia dan Brasil baru saja menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) baru di bidang ESDM.

"Semalam saya pas kita tanda tangan yang muncul, semalam kami diskusi. Ada kemungkinan besar (investor Brasil bangun pabrik etanol di Indonesia," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Bahlil Usul Subsidi BBM Solar Rp 1.000/Liter di RAPBN 2026

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular