Industri Sepatu RI 'Berdarah-darah', Order Ekspor Anjlok 50%

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
Selasa, 01/11/2022 17:00 WIB
Foto: Pembuatan Sepatu. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengungkapkan, industri alas kaki (sepatu) di Tanah Air tengah terkena imbas krisis ekonomi global.

Hiperinflasi di negara-negara tujuan ekspor, kata dia, telah menyebabkan permintaan anjlok sampai 50%.

"Kondisi global saat ini serba tak pasti. Kita belum tahu akan seberapa besar nanti terjadi efek resesi global ini. Yang pasti, laporan ke kami sudah ada penurunan order ekspor sampai 50%," kata Firman kepada CNBC Indonesia, Selasa (1/11/2022).


"Kita bicara soal pemicu kondisi selama tahun 2022 ini. Sampai Lebaran 2022 ini kondisi masih bagus, ekspor masih tumbuh sampai 36%. Tapi kemudian hiperinflasi di negara tujuan ekspor bikin serba nggak pasti," tambah dia.

Konsumen di negara tujuan ekspor, jelas dia, lebih mengutamakan belanja energi dan makanan.

"Stok di sana menumpuk, akibatnya belum bisa terima barang dari kita," kata Firman.

Sebenarnya, imbuh dia, gelagat itu sudah kelihatan sejak bulan Juli 2022.

"Tapi, karena di data ekspor kita masih kelihatan tumbuh, jadi nggak kelihatan kalau sebenarnya stok kita sudah menumpuk banyak. Penurunan ekspornya belum terpantau pemerintah karena di data BPS sampai Agustus 2022 saja kita maih tumbuh 36%," kata Firman.

"Kami terus memantau sampai seberapa luas nanti efek resesi global ini. Kemungkinan, sampai semester I tahun 2023, order ekspor masih akan anjlok 50-an persen," pungkas Firman.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Tunda Tarif Resiprokal, Angin Segar Industri Sepatu?