Internasional

NATO Mulai Pecah Nih, Erdogan Disebut Jadi Biang Kerok

News - luc, CNBC Indonesia
29 October 2022 08:15
Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (via REUTERS/SPUTNIK) Foto: Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan 16 September 2022. (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara yang tergabung dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tak selamanya kompak. Terbaru, situasi kian memanas terkait hubungan Turki dan Yunani.

Terkait konflik terkait wilayah kedua negara tersebut, Kanselir Jerman Olaf Scholz menolak klaim Turki atas kedaulatan pulau-pulau Yunani pada awal kunjungan resmi ke Athena, Kamis lalu.

Berbicara kepada surat kabar Yunani, Ta Nea, menjelang pertemuan resmi dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, Scholz mengatakan "tidak dapat diterima" bagi negara NATO untuk mempertanyakan kedaulatan sesama anggota.

Dia juga mengkritik "ancaman militer yang kurang lebih terselubung" terhadap Yunani yang dilakukan berulang kali oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pejabat seniornya dalam beberapa bulan terakhir.

Yunani dan Turki, yang keduanya merupakan anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pimpinan Amerika Serikat (AS), telah berseteru selama bertahun-tahun mengenai perbatasan maritim dan hak eksplorasi energi di Laut Aegea dan Laut Mediterania timur.

Dalam sebuah wawancara dengan media Prancis, Le Point, yang juga diterbitkan Kamis, Mitsotakis mengatakan bahasa yang digunakan dalam "retorika yang meningkat tak terbantahkan" di Turki "belum pernah terjadi sebelumnya".

Kendati pihaknya mengakui bahwa agresivitas Erdogan dapat dikaitkan dengan kampanye pemilihan ulang yang sulit tahun depan, Mitsotakis mencatat bahwa Athena tidak dapat mengabaikan bahwa pernyataan ini mengonfirmasi sikap agresif dan ekspansionis terhadap Yunani.

"Presiden Erdogan ... sekarang mengatakan dia bisa menyerang negara saya pada malam hari," kata, dikutip AFP.

Adapun, pada kunjungan pertamanya ke Yunani sebagai kanselir, Scholz mendesak kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog dan berdasarkan hukum internasional.

Di sisi lain, Erdogan akhir-akhir ini menuduh Yunani menduduki pulau-pulau Aegea yang statusnya diselesaikan dalam perjanjian yang diadopsi setelah Perang Dunia I.

Sebagai tanggapan, Athena menuduh Turki melakukan ratusan serangan militer ilegal di pulau-pulau tersebut.

Bulan lalu, Amerika Serikat mengatakan bahwa kedaulatan Yunani tidak diragukan lagi, setelah Ankara mengajukan protes atas pengerahan kendaraan lapis baja Yunani di pulau Lesbos dan Samos.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

NATO Terima Alasan Erdogan Soal Finlandia & Swedia


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading