Internasional

Jerman Tiba-Tiba 'Ultimatum' Turki soal NATO, Ada Apa?

luc, CNBC Indonesia
22 June 2023 16:20
New elected German Chancellor Olaf Scholz is sworn in by parliament President Baerbel Bas in the German Parliament Bundestag in Berlin, Wednesday, Dec. 8, 2021. The election and swearing-in of the new Chancellor and the swearing-in of the federal ministers of the new federal government takes place in the Bundestag on Wednesday. (Photo/Markus Schreiber)
Foto: AP/Markus Schreiber

Jakarta, CNBC Indonesia - Status Swedia yang masih tak menentu terkait permohonannya untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO membuat Jerman 'gerah'.

Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Kamis (22/6/2023) meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menghentikan penentangannya terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO. Menurutnya, Swedia harus "duduk di meja puncak" sebagai sekutu baru NATO.

"Dan saya meminta Presiden Turki Erdogan yang terpilih kembali untuk sekarang membuka jalan untuk ini, seperti yang kita semua putuskan bersama tahun lalu di Madrid," kata Scholz kepada anggota parlemen di Berlin, dikutip dari AFP.

Untuk sah menjadi anggota NATO, Swedia harus mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota. Sejauh ini, Turki masih menentang rencana tersebut.

Adapun, tetangga Swedia yang bersamaan mengajukan permohonan tersebut, Finlandia, telah diterima terlebih dahulu sebagai anggota NATO.

Selain berbicara soal keanggotaan Swedia, Scholz juga mendesak para pemimpin NATO bertemu di Vilnius pada Juli untuk fokus pada peningkatan kapasitas tempur Ukraina selama serangan balasan yang sedang berlangsung.

"Pemerintah Ukraina sendiri telah mengatakan bahwa keanggotaan NATO tidak dalam pertanyaan sementara Rusia sedang melakukan perang melawan Ukraina," kata Scholz.

"Itulah mengapa saya mengedepankan bahwa kami fokus di Vilnius pada apa yang sekarang menjadi prioritas mutlak - yaitu, untuk memperkuat kekuatan tempur Ukraina."

Sementara itu, Scholz menuturkan Jerman akan memenuhi target pengeluaran 2% NATO mulai tahun depan.

"Kami akan memastikan bahwa Bundeswehr akhirnya menerima peralatan yang dibutuhkan... juga dengan membelanjakan 2% dari PDB kami untuk pertahanan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, mulai tahun depan," kata Scholz.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erdogan Restui Finlandia Gabung NATO, Bagaimana Nasib Swedia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular