Bosan Social Distancing, Orang Kaya RI Pilih Pelesiran

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Jumat, 28/10/2022 14:40 WIB
Foto: Ilustrasi liburan ke luar negeri (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pola konsumsi orang kaya di Indonesia dilaporkan tengah mengalami perubahan. Kelompok menengah ke atas di RI tak lagi doyan belanja barang, namun kini lebih memilih berwisata. 

Seperti diketahui, pengusaha pusat perbelanjaan Indonesia mengungkapkan, belanja konsumsi atau ritel di Indonesia saat ini turun hingga 30%. Meski memang sedang musim sepi jajan atau low season bagi peritel, kondisi ini dituding salah satunya karena orang kaya RI sekarang lebih banyak ke luar kota bahkan ke luar negeri. Berwisata dan berbelanja. 

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah mengungkapkan, kondisi ini terjadi setelah banyak masyarakat merasa terkungkung akibat pandemi Covid-19.


Di mana, sejak virus ini merebak, pemerintah di berbagai negara memberlakukan pembatasan sosial (social distancing), pembatasan jarak, hingga penguncian wilayah (lockdown) untuk menekan laju penularan Covid-19.

"Wisata ini berkembang karena dua tahun seperti dikurung, jadi mereka nunjukin. Setelah Maret, apalagi setelah Lebaran kemarin naiknya pesat," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (28/10/2022).

Sejalan dengan meredanya gelombang Covid, pemicu utama lain semakin masifnya pergerakan wisata adalah karena media sosial. Masing-masing orang berlomba untuk menunjukkan sudah memiliki pengalaman.

"Dengan masifnya sosmed (social media/ media sosial), ini membuat orang terpancing juga, apalagi sekarang perang konten. Karena nggak mau kalah, ketika temannya ke situ, dia mau ke situ pasang konten. Kalau jalan tempat wisata baru akan pasang konten," kata Budijanto.

Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian juga menyatakan bahwa mulai ada peralihan masyarakat dari belanja fisik ke leisure (bersantai). Budijanto pun mengamini kondisi tersebut.

"Mal mungkin ramai walau yang belanja nggak terlalu banyak. Beli pakaian baru tetap, mungkin tadinya 5 sekarang 2, (uangnya) buat jalan-jalan," kata Budijanto.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebutkan, pola ini terjadi setelah masa pandemi Covid-19.

"Terjadi perubahan pola konsumsi yang tadinya untuk kebutuhan primer. Sekarang dengan mobilitas dibuka akibat Covid-19 menurun maka pola konsumsi berubah, jadi sekarang kebutuhan leisure dibanding fisik. Maka kunjungan ke Bali tempat wisata meningkat pesat," katanya dalam Profit CNBC Indonesia, Rabu (26/10/2022).

Iskandar melanjutkan, untuk kelompok menengah ke atas, ketika kebutuhan fisik sudah dipenuhi akan beralih ke kepuasan lain, pelesiran.

"Saya lihat data belanja untuk kelompok menengah mengalami penurunan, artinya mereka belanja nggak harus di mal. Cuma pola konsumsi berubah, tabungan yang Rp 200-500 juta menurun growth-nya 5,28%," pungkas Iskandar.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemda Wajib Menunjukkan Keunggulan di World Osaka Expo 2025