Wuih! Kata Bos Mal, Orang Kaya RI Beneran Mulai Rajin Belanja

News - Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
08 November 2022 19:49
Warga berbelanja di Lotte Shopping Avenue, Jakarta, Jumat (12/8/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) Foto: Warga berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan, Jakarta, Jumat (12/8/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berhasil cetak pertumbuhan ekonomi 5,72% secara tahunan di kuartal-III tahun 2022. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, penyumbang utama pertumbuhan masih berasal dari konsumsi rumah tangga, yang naik 5,39% secara tahunan.

Margo menambahkan, ada indikasi pertumbuhan itu terdongkrak kenaikan belanja oleh masyarakat kelompok menengah atas, untuk kebutuhan tersier.

Hal itu pun dibenarkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja.

"Sesuai dengan prediksi APPBI, meski Indonesia terdampak akibat ketidakpastian global, terutama yang mengakibatkan kenaikan biaya energi, namun dampak tersebut tidak akan berlangsung lama," kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia dikutip Selasa (8/11/2022).

Hal itu, lanjutnya, karena pemerintah telah mengantisipasi dengan baik. Melalui penyaluran berbagai bantuan sosial untuk menopang daya beli masyarakat, terutama kelas menengah bawah.

"Kondisi positif ini akan dapat terus dipertahankan pada periode kuartal-IV tahun 2022. Dikarenakan belanja masyarakat akan kembali meningkat sehubungan dengan Natal dan akhir tahun," ujar Alphonsuz.

Perbaikan belanja itu, imbuh dia, akan dapat mengganti penurunan di kuartal-II tahun 2022.

Di mana, sebelumnya Alphonzus mengungkapkan, sempat terjadi penurunan belanja di sektor ritel dan pusat perbelanjaan (mal) di dalam negeri hingga 30%. Meski, imbuh dia, saat ini memang biasanya tingkat belanja rendah alias low season.

Dia menjelaskan, setelah Idulfitri, biasanya belanja ritel dan mal turun hingga menjelang Natal dan Tahun Baru.

Namun, kata dia, penurunan yang terjadi itu melampaui kondisi biasanya. Yang biasanya hanya turun 10-20% di low season, menjadi 20-30%.

Menurut dia, hal itu terjadi diantaranya karena masyarakat kelompok menengah ke atas lebih menghabiskan dananya untuk berwisata ke luar negeri.

Kembalinya gairah belanja saat ini, diyakini bisa mengejar ketertinggalan yang sempat menekan industrti ritel dan mal di dalam negeri.

"Saya kira demikian (bisa mengompensasi anjloknya belanja di periode sebelumnya)," katanya.

Dia pun melihat ada sinyal positif dari gairah konsumsi di Tanah Air.

"Mobilitas masyarakat masih terus meningkat, demikian juga dengan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan yang masih terus meningkat sampai dengan saat ini," katanya.

Kini, pengusaha mal pun berharap dari momen belanja di kuartal keempat tahun 2022. Memanfaatkan momen Natal dan akhir tahun.

"Kesempatan sampai sebelum tutup tahun 2022 ini, peluang kita untuk menaikkan penjualan jelang Natal dan Tahun Baru. Kami akan manfaatkan maksimal, dengan berbagai kegiatan promosi, termasuk mid night sale yang selama lebih 2 tahun kita nggak lakukan," kata Alphonzus di kesempatan lain.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tingkat Kunjungan Mal Belum Normal


(dce/dce)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading