
Penjualan Lipstik Bisa Ramal Resesi, Jitukah?

Kecantikan merupakan salah satu industri yang bersinar terang setelah pademi. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan industri kecantikan dan perawatan kulit merupakan salah satu yang bersinar di tengah pandemi.
Ekspor kosmetik Indonesia diperkirakan bahkan mencapai US$ 9,4 miliar pada tahun ini, meningkat dibandingkan tiga tahun lalu yang ada di kisaran US$ 6 miliar.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), industri kecantikan yang masuk dalam kelompok industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional tumbuh 9,39% pada 2020 dan 9,6% pada 2021.
Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi (8,48%).
Bersinarnya industri kecantikan dan perawatan kulit Indonesia bisa terlihat dari menjamurnya perusahaan dan merk baru dalam lima tahun terakhir. Di antaranya Lukxcrime, Rose All Day, Azzarine, Skintific, Studio Tropik, Npure, SADA, Nama Beauty.
Kementerian Perindustrian memperkirakan pasar kecantikan dan perawatun diri di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 6.03 miliar pada 2019. Angka tersebut, kata dia, akan tumbuh menjadi USS 8,46 miliar pada 2022. Rata-rata, total belanja masyarakat Indonesia untuk kebutuhan kosmetik dan perawatan diri masih US$ 20 per kapita.
Ramainya industri kecantikan Indonesia tercermin dari antusiasme masyarakat melihat Jakarta x Beauty. Event yang digelar pada akhir Juli 2022 tersebut mampu mendatangkan 93.000 pengunjung selama empat hari dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp 50 miliar.
Sejauh ini, belum ada penelitian di Indonesia mengenai hubungan penjualan lipstick dan perlambatan ekonomi.
Namun, lipstick merupakan salah satu produk kecantikan yang paling laris selama pandemi meskipun Indonesia masih mewajibkan masker di dalam ruangan.
Shopee mencatat pada pesta sale 12.12 pada Desember 2020, produk lipstik, masker wajah, dan body lotion terjual sebanyak 4.000 produk per menit.
Puluhan varian lipstick baru juga menjamur mulai dari jenis lip tint, lip stain, dan lip cream. Sebagai catatan, ekonomi Indonesia mengalami resesi pada 2020-2021 setelah terkontraksi selama setahun dari kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae)[Gambas:Video CNBC]