CNBC Indonesia Research

Penjualan Lipstik Bisa Ramal Resesi, Jitukah?

Maesaroh, CNBC Indonesia
28 October 2022 14:35
Ilustrasi Toko Kosmetik
Foto: Ilustrasi Toko Kosmetik (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pandemi Covid-19 ikut mengubah tren industri kecantikan. Kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) membuat banyak wanita menyimpan peralatan make up nya. Mereka kemudian lebih menghabiskan belanja untuk perawatan kecantikan skin care).

Namun, penjualan listrik diperkirakan akan kembali melonjak begitu kewajiban pemakaian masker dihapus serta kembalinya budaya kerja di kantor.


Tren kecantikan yang beralih dari natural ke bold juga akan meningkatkan penjualan lipstick. 
Parfum juga menjadi produk industri kecantikan yang mengalami kenaikan di tengah perlambatan ekonomi dalam dua tahun terakhir.

"Kami menyebutnya indek wewangian atau efek wewangian," tutur Sue Nabi, Chief Executive Officer (CEO) Coty Inc, dikutip dari Washington Post.

Nabi menjelaskan alih-alih menekan pengeluaran, konsumen malah memilih "naik kelas" dengan membeli parfum yang lebih mahal.

Penjualan produk wewangian Estee Lauder, L'Oreal SA dan Ulta Beuaty meningkat. Parfum laris bukan lagi parfum pilihan selebriti tetapi lebih kepada produk artisan dengan aroma yang lebih personal.

Penjualan parfum di kalangan kaum adam meningkat 21% di Eropa pada periode Januari-Juli 2022 di tengah meningkatkanya kekhawatiran resesi di Benua Biru.

Salah satu yang membedakan perlambatan ekonomi pada dua tahun terakhir dengan periode lain juga merebaknya penjualan produk perawat rambut premium seperti Ouai.

Tren penjualan kosmetik selama pandemi juga berubah. Dengan mobilitas yang dibatasi maka penjualan online melesat.

McKinsey Global Consumer Sentiment Survey menunjukkan penjualan kosmetik secara online di AS naik dua lipat setelah pandemi. Penjualan Sephora secara online di AS melonjak 30% pada 2020 dibandingkan pada 2019.

McKinsey Global Consumer Sentiment Survey juga memperkirakan penjualan industri kecantikan menyentuh US$ 500 miliar dalam setahun atau sekitar Rp 7,8 triliun dan mampu menciptakan jutaan tenaga kerja baik secara langsung atau tidak langsung.

(mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular