
Proyek Gas Kebanggaan Jokowi Jor-joran Produksi Hingga 2035

Bojonegoro, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai proyek Lapangan Gas Jambaran Tiung-Biru (JTB), Bojonegoro, Jawa Timur mempunyai prospek cerah hingga beberapa tahun mendatang. Pasalnya, lapangan gas ini memiliki masa plato atau puncak produksi hingga 2035.
Kepala Unit Percepatan Proyek JTB SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan, dengan masa plato hingga 2035, lapangan gas yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini masih cukup menarik bagi para investor. Terutama, untuk melakukan Perjanjian Jual Beli Gas Bumi (PJBG) dengan Pertamina EP Cepu selaku operator proyek JTB.
"Itu sampai 2035. Jadi kalau kita plato di 2035 di angka 192 MMSCFD, ini platonya masih bisa sampai 2035," kata Waras ditemui di Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (26/10/2022).
Ia pun berharap dengan mengalirnya pasokan gas JTB, kawasan industri bisa sepenuhnya menyerap seluruh pasokan gas dari proyek tersebut. Dengan demikian, kawasan industri di wilayah Jatim juga turut tumbuh.
Seperti diketahui, proyek JTB sendiri masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional. Adapun kapasitas produksi gas di JTB mencapai 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan ditargetkan dapat beroperasi sepenuhnya pada Desember 2022.
General Manager Gas Jambaran Tiung Biru Pertamina EP Cepu Ruby Mulyawan mengatakan, sejak 20 September 2022 proyek JTB sejatinya sudah masuk pada fase gas onstream ke pembeli sebanyak 30 MMSCFD. Ke depannya, produksi gas akan terus bertambah hingga kapasitas puncak.
"Alhamdulillah sekarang kita sudah punya mencapai 30 MMSCFD. Mudah-mudahan minggu depan 60 - 70 MMSCFD, dan berikutnya Desember Insya Allah kalau tidak ada aral melintang itu mencapai 192 MMSCFD," jelasnya.
Ruby menjelaskan, sebagian besar produksi gas sudah memiliki pembeli atau terkontrak, yakni mencapai 172 MMSCFD. Dengan rincian, 100 MMSCFD akan dialirkan ke PLN dan 72 MMSCFD ke industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sedangkan sisanya 20 MMSCFD belum memiliki kontrak pembelian, menunggu persetujuan alokasi dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyek Gas Kebanggaan Jokowi Beroperasi 100% di Akhir Tahun
