Curhat Sedih Pengusaha, Serba Salah Gegara Dolar AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS dalam beberapa waktu terakhir memicu keresahan, terutama pengusaha. Apalagi, kini rupiah sepertinya 'nyaman' di atas Rp15.500 per dolar AS.
Pengusaha elektronik mengeluhkan, pelemahan rupiah akan berdampak pada kenaikan harga komponen yang harus diimpor, hingga berakibat pada kenaikan harga jual elektronik di dalam negeri.
Hanya saja, ujar Ketua Umum Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI), Ali Soebroto Oentaryo, posisi rupiah atas dolar AS tak hanya memicu keresahan di saat melemah saja. Tapi, juga saat rupiah menguat.
"Setiap kali ada guncangan apakah rupiah menguat atau melemah itu akan merugikan pelaku usaha. Jadi pelaku usaha selalu berharap nilai tukar stabil. Kalau rupiah melemah harus menyesuaikan naik, itu kan nggak bisa langsung, jadi step by step karena pasar nggak bisa nerima gitu saja. Selama proses ini pelaku usaha pasti dirugikan," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/10/2022).
"Rupiah menguat cost turun, biasanya pasar menuntut harga baru. Jadi naik atau turun selalu rugi. Jadi yang diharap stabilitas paling penting," tambah Ali.
Dalam situasi ini, pelaku usaha harus pintar dalam mengelola jangan sampai yang terjadi justru membebani keuangan perusahaan.
"Masing-masing pasar satu negara dan negara lain beda. Paling penting mampu respon dengan cepat. Jangan sampai demand sekian, ternyata menyediakan lebih tinggi, itu bisa kolaps. Jadi dia harus mampu ikuti demand, jadi harus ikut adjustment yang sesuai dan nggak membebani keuangan," ujar Ali.
(dce)