Perhatian! 'Atlantis' Muncul di Pantura, Bekasi-Surabaya Kena

Damiana Cut Emeria, CNBC Indonesia
26 October 2022 06:45
Banjir Rob di kawasan jalan Lodan Raya yang merupakan kawasan Sunda Kelapa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Banjir Rob di kawasan jalan Lodan Raya yang merupakan kawasan Sunda Kelapa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena tanah hilang atau 'Atlantis' diprediksi bakal melanda sebagian besar wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Kondisi ini diperkirakan terjadi di tahun 2030, dengan jangkauan daerah yang semakin meluas semakin jauh dari pantai.

Hal ini terdeteksi dari peta risiko yang terpampang di situs resmi lembaga nirlaba internasional, Climate Central.

Terlihat dari peta citra satelit Climate Central, berdasarkan pemetaan level muka air laut, mengacu rata-rata tertinggi level muka air tinggi (mean higher high water/ MHHW line), sebagian wilayah mulai dari Cilegon, Banten sampai Surabaya di Jawa Timur, akan berada di bawah level air laut.

Jika dibandingkan level muka air 1 meter dan 2,2 meter, terjadi pertambahan luas wilayah yang berpotensi terendam atau jadi 'Atlantis'. Terutama sebagian besar wilayah di Indramayu dan sekitar Surabaya.

Dengan catatan, level muka air 2,2 meter ke atas bisa terjadi akibat kombinasi terjadinya kenaikan muka air laut, pasang surut, dan gelombang badai.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri mencatat, kenaikan muka air laut akibat pemanasan global diproyeksikan mencapai 35-40 cm relatif terhadap nilai tahun 2000.

Dengan catatan, tren ini kemungkinan tidak linier tetapi dapat bersifat eksponensial jika faktor pencairan air diperhitungkan. Di mana, kenaikan muka air laut di Indonesia diprediksi dapat mencapai 175 cm pada tahun 2100.

Dikutip dari situs resmi Knowledge Centre Perubahan Iklim Indonesia (KCPI) Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, ada faktor utama pemicu kenaikan muka air laut atau sea level rise (SLR) dari aspek perubahan iklim.

Ahli Geologi Awang Haruns Satyana mengatakan, saat ini memang sedang era air laut sedang naik dipicu pemanasan global atau perubahan iklim. Diperparah banyaknya pembangunan yang berat dan eksploitasi tanah berlebihan hingga mengubah struktur tanah , seperti di Jakarta dan Semarang.

"Penurunan tanah di Jakarta bervariasi, mulai di bawah 1 cm per tahun sampai di atas 10 cm per tahun. Yang paling besar penurunan muka tanah terjadi sekitar Jakarta Utara agak ke barat. Sedangkan yang penurunan permukaan tanahnya lebih rendah itu diĀ  Selatan Jakarta," kata Awang kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (26/20/2022).

Untuk mengantisipasi tenggelamnya wilayah di Pantura, kata dia, berbeda sesuai pemicu munculnya fenomena 'Atlantis'.

"Seperti Jakarta, karena terutama dipicu banyaknya bangunan yang berat dan eksploitasi air tanah berlebihan. Bisa buat regulasi nggak boleh berlebihan. Bisa bikinkan tanggul buatan atau barikade sementara," kata Awang.

Berdasarkan pemetaan level muka air laut, mengacu rata-rata tertinggi level muka air tinggi (mean higher high water/ MHHW line), sebagian wilayah mulai dari Cilegon, Banten sampai Surabaya di Jawa Timur, akan berada di bawah level air laut.

Jika dibandingkan level muka air 1 meter dan 2,2 meter, terjadi pertambahan luas wilayah yang berpotensi terendam atau jadi 'Atlantis'. Terutama sebagian besar wilayah di Indramayu dan sekitar Surabaya.

Dengan catatan, level muka air 2,2 meter ke atas bisa terjadi akibat kombinasi terjadinya kenaikan muka air laut, pasang surut, dan gelombang badai.

Terpantau, daerah yang rawan terendam adalah sebagian daerah di Cilegon, sepanjang pantai hingga ke Pasir Putih. Beberapa lokasi yang terancam terkena dampak diantaranya PLTU Jawa 7, Taman Nasional, juga pabrik tepung terigu

Selain itu, terlihat deteksi air bakal merendam wilayah Domas, Tanara, hingga Ketapang, sampai Kramat.

Lalu berlanjut ke Pantai Indah Kapuk, dan juga mengancam Pantai Tanjung Pasir. Dan sebagian wilayah Tangerang.

Kemudian, sebagian besar wilayah di Jawa Barat. Mulai dari Marunda, sampai Polsek Muara Gembong Bekasi, Tabebuya Begedor, hingga sampai merendam wilayah-wilayah jangkauan Sungai Citarum.

Bahkan, berlanjut menggenangi wilayah sampai ke pantai pasir putih Cilamaya, Karawang, sampai ke sebagian wilayah di Pamanukan, kemudian, Kandanghaur, sebagian besar Cangkring, sebagian besar Indramayu, Balongan sampai Gunungjati.

Kemudian, tampak pada peta, sebagian wilayah di Jawa Tengah, yaitu sebagian di Klampok, Brebes, Sigedang, Pekalongan, Kendal, Semarang, lalu sebagian besar wilayah Demak, Widung, kemudian wilayah Pati.

Dan, berlanjut ke sebagian besar wilayah Lamongan, dan juga sebagian Surabaya sampai Pasuruan.


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kota-kota Atlantis Baru Bermunculan di Pantura, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular