Kapan Ekspor Timah Disetop? Bahlil: Lebih Cepat Lebih Baik!

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
Senin, 24/10/2022 18:05 WIB
Foto: Tangkapan Layar Youtube BKPM

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebutkan, bahwa pemerintah sudah bulat akan menyetop ekspor timah dan menggenjot pembangunan hilirisasi timah di dalam negeri.

Maklum, sampai sejauh ini, Bhalil mencatat hilirisasi timah di dalam negeri baru mencapai 5%. Bahlil menyebutkan bahwa, melalui penyetopan ekspor timah dan mengembangkan hilirisasi maka nilai tambah timah akan memberikan nilai yang positif bagi pembangunan nasional.

"Kita penghasil timah terbesari kedua di dunia. Nomor 1 China, china itu 70% melakukan hilirisasi, Indonesia cuma 5%. Sudah begitu harganya dikendalikan oleh negara yang penghasilan timahnya tidak sebesar Indonesia, kita menyetop untuk memberikan nilai tambah," tegas Bahlil di Kantor BKPM, Senin (24/10/2022).


Sayangnya, Bahlil belum bisa menyampaikan detil kapan waktu penyetopan ekspor timah akan dijalankan. "Ya lebih cepat lebih baik," ungkap Bahlil.

Kenapa bisa lebih cepat? Bahlil menyebutkan kalau hilirisasi timah berbeda dengan hilirisasi nikel. Di mana, industri timah itu investasinya tidak terlalu besar atau membutuhkan Rp 1 triliun paling tinggi. "Kita sudah membuat road mapnya," ungkap Bahlil.

Hilirisasi timah sejatinya dilakukan untuk mengikuti kesuksesan hilirisasi nikel. Yang mana, RI mendapatkan nilai tambah dari ekspor nikel yang sudah dihilirisasi pada tahun 2021 mencapai US$ 20,9 miliar. "2017-2018 itu (ekspor bijih nikel) RI hanya dapat US$ 3,3 miliar. Kita ditakut-takuti waktu itu. Sudah-sudah kita hitung," tandas Bahli.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dengan tegas akan segera mengumumkan kebijakan penghentian ekspor timah dalam bentuk mentah. Hal itu disampaikan Jokowi pada saat melakukan kunjungan ke smelter milik PT Timah Tbk (TINS) di Kabupaten Bangka Barat.

Presiden Jokowi menyatakan, smelter baru milik PT Timah ini akan memberikan nilai tambah bahan tambang di dalam negeri menjadi semakin meningkat. Tentunya akan membuka luas lapangan pekerjaan baru kepada masyarakat.

"Setelah dihitung dengan baik, mempertimbangkan kesiapan smelter milik BUMN atau swasta, saya segera mengumumkan kebijakan penghentian ekspor timah dalam bentuk mentah," ungkap Jokowi seperti dikutip dalam akun Instagram resminya, Kamis (20/10/2022).

Berkenaan dengan itu, dalam sambutannya, Jokowi berharap pergerakan hilirisasi pada komoditas timah bisa segera mengikuti apa yang sudah pemerintah lakukan pada komoditas nikel. Dengan begitu, penerimaan negara dari sektor mineral timah akan meningkat.

"Nanti kalau sudah hitungannya matang, ketemu kalkulasinya, akan saya umumkan stop. Misalnya tahun depan stop, tahun ini bisa terjadi. Ini saya kira kesiapan-kesiapan dari smelter, baik milik BUMN, milik swasta, harus kita kalkulasi semuanya," kata Presiden Jokowi.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Arsari Tambang Ambisi Jadi Perusahaan Timah NZE Pertama di RI