Ekspor Timah Mau Disetop, Siap-Siap Penambang Tiarap!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian mengakui program hilirisasi timah sejauh ini belum berjalan optimal. Hal tersebut dapat tercermin dari produksi logam timah yang terserap untuk kebutuhan di dalam negeri.
Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Liliek Widodo mengatakan industri hilir timah di dalam negeri sebenarnya sudah berjalan. Namun demikian hasil produksinya belum terlalu besar.
"Sebetulnya siap, tapi memang produksinya masih kecil dan sebagian malah diekspor ke luar tuh, tin chemical itu ke India dan Amerika. Sementara dalam negeri karena mereka punya EOM sendiri biasanya ngambil dari perusahaan induknya," kata dia saat ditemui di Gedung DPR, dikutip Kamis (2/2/2023).
Bahkan menurut Liliek dari produksi logam timah sebanyak 80 ribuan pada tahun 2022, setidaknya yang terserap di dalam negeri baru 5%. Dengan begitu, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan sebelum kebijakan larangan ekspor komoditas ini diberlakukan. "Masih jauh. Masih banyak diekspor," ujarnya.
Seperti diketahui, dalam catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia beserta Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI). Kegiatan ekspor logam timah Indonesia pada tahun 2021 menembus 74 ribu ton, naik dibandingkan tahun 2020 yang hanya mencapai 65 ribu ton.
Sementara untuk serapan domestik atau dalam negeri logam timah hanya mencapai 5% dari produksi timah secara nasional. Dalam 10 tahun terakhir transaksi perdagangan timah domestik naik dari 900 ton ke 3.500 ton.
Namun menanggapi kesiapan hilirisasi dalam negeri, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan bahwa hilirisasi memang harus dipaksakan supaya Indonesia memiliki nilai tambah lebih dalam ekspor mineral khususnya timah. "Dulu kita apa-apa juga tidak siap. Disuruh jadi siap," tandas Menteri Arifin beberapa waktu lalu.
[Gambas:Video CNBC]
RI Siap Dapat 'Durian Runtuh' Lagi, Setop Ekspor Timah!
(pgr/pgr)