Prancis Lagi Ngeri! BBM Mau 'Kiamat', Ramai Mogok Massal
Jakarta, CNBC Indonesia - Prancis terancam "kiamat" BBM. Ini terjadi akibat masih buntunya penyelesaian antara pekerja kilang yang berdemo dengan perusahaan.
Meski pemerintah sudah memaksa staf kembali bekerja, serikat pekerja memperpanjang aksi mogok. Ini setidaknya dilakukan pekerja TotalEnergies.
Mengutip AFP, para karyawan meminta kenaikan gaji. Ini seiring keuntungan yang dirilis raksasa energi itu.
Meski pembicaraan sudah dilakukan Jumat, tak ada hasil yang didapat. Dilaporkan 30% lebih SPBU di Prancis kini lumpuh, yang menyebabkan pengemudi berebut mengisi tangki bahan bakar di seluruh negeri.
"Waktu untuk negosiasi sudah berakhir," kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire kepada penyiar BFMTV, Senin, dikutip Selasa (18/10/2022).
"Tiga dari tujuh kilang minyak negara itu dan lima depot bahan bakar utama (dari sekitar 200) terpengaruh," tambah pemerintah.
Presiden Emmanuel Macron juga buka suara. Ia mengatakan krisis bahan bakar sudah terjadi dan menginginkan solusi secepat mungkin.
"Saya mendukung sesama warga kami yang berjuang dan yang muak dengan situasi ini," tegasnya.
Sebenarnya bukan hanya pekerja kilang TotalEnergies yang melakukan aksi. Hal sama juga dilakukan Esso-ExxonMobil.
Namun, kedua belah pihak sudah sepakat pekan lalu. Manajemen dan karyawan sudah setuju soal gaji baru.
Perlu diketahui, inflasi menjadi latar belakang. Mahalnya harga kebutuhan pokok, mulai dari energi dan makanan menjadi penyebab.
Di sisi lain, pemerintah mengatakan akan membutuhkan waktu dua minggu setelah pemogokan berakhir untuk mendapat pasokan normal di pompa bensin.
Mogok Massal Lain yang Melumpuhkan
Selain BBM, Prancis juga kini terancam pemogokan massal para pekerja-pekerjanya, Selasa. Demonstrasi diserukan oposisi sayap kiri, Jean-Luc Melenchon.
Beberapa serikat pekerja disebut sudah mengonfirmasi akan ikut dalam pemogokan Selasa. Di antaranya transportasi jalan, kereta api, dan sektor publik.
Diketahui, inflasi akan jadi bahan protes. Selain itu mereka mengkritik kebijakan pemerintah soal energi, barang-barang penting dan sewa, serta pajak yang lebih besar dari keuntungan tak terduga oleh perusahaan, termasuk menyerukan investasi besar-besaran melawan krisis iklim.
"Pemogokan Selasa mengancam akan seperti pemogokan para pekerja perusahaan minyak yang melumpuhkan kilang dan depot bahan bakar," tulis Al-Jazeera menggambarkan.
(sef/sef)