
Krisis Energi Eropa Makan Korban Baru: Rumah Sakit di Jerman

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi yang menghantam Eropa kini mulai mengintai 'mangsa' baru, yakni rumah sakit di Jerman.
Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan harga energi dan inflasi yang tinggi membuat banyak rumah sakit di Jerman terancam bangkrut. Hal itu bisa dihindari bila pemerintah federal memberikan sejumlah bantuan.
"Jika kita tidak bereaksi dengan cepat dan sangat drastis, akan ada penutupan," kata Lauterbach kepada ARD, dikutip dari Russia Today, Senin (17/10/2022).
Dia menambahkan rumah sakit akan menghadapi masalah likuiditas yang sangat drastis dalam beberapa bulan ke depan.
Adapun, Federasi Rumah Sakit Jerman telah mengeluh pada pekan lalu bahwa kesenjangan pendanaan dapat bertambah hingga sekitar 15 miliar euro pada 2022 dan 2023. Lauterbach menepis perkiraan itu, dengan mengatakan bahwa tidak ada yang dapat memprediksi seberapa mahal listrik tahun depan.
Namun, federasi mengatakan bahwa biaya energi tambahan hanya menyumbang sekitar sepertiga dari jumlah itu, sedangkan sisanya adalah "kenaikan biaya material yang tidak dibiayai kembali" karena inflasi yang melonjak.
Menteri Kesehatan akan bertemu Menteri Keuangan Christian Lindner pada Selasa (18/10/2022) untuk membahas potensi bentuk bantuan yang dapat diberikan pemerintah, tetapi untuk saat ini mengesampingkan pembentukan dana federal khusus.
"Rumah sakit berada dalam situasi yang sangat khusus, tetapi kami tidak dapat membuat dana khusus yang terpisah untuk setiap lingkungan," katanya.
Adapun, inflasi di Jerman terus meningkat hingga mencapai dua digit, yakni 10,9% yoy pada September 2022.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alert! Krisis Energi Hantam Eropa, Kerusuhan di Depan Mata
