
Awas PD 3! Rusia & NATO Mulai Unjuk Gigi Kekuatan Nuklir

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Rusia mengadakan latihan kekuatan nuklir masing-masing secara terpisah. Latihan dilakukan saat perang di Ukraina makin memanas.
Pentagon dan komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) mengawasi setiap gerakan tak terduga atau tidak biasa dari senjata nuklir Moskow selama latihan Rusia, yang diperkirakan akan berlangsung sebelum akhir bulan.
"Kami percaya bahwa retorika nuklir Rusia dan keputusannya untuk melanjutkan latihan ini saat berperang dengan Ukraina tidak bertanggung jawab. Mengacungkan senjata nuklir untuk memaksa Amerika Serikat dan sekutunya tidak bertanggung jawab," kata seorang pejabat senior pertahanan, dikutip dari CNN International, Senin (17/10/2022).
Menurut AS, latihan Rusia yang disebut Grom, yang secara diterjemahkan menjadi guntur, akan dilakukan setiap tahun.
"Kami mengantisipasi latihan akan berlangsung beberapa hari. Ini akan mencakup tindakan dalam batas normal dari apa yang telah dilakukan Rusia di masa lalu. Ini akan mencakup peluncuran rudal langsung dan penyebaran aset strategis," kata John Kirby, Koordinator Komunikasi Strategis di Dewan Keamanan Nasional AS.
Adapun, NATO memulai latihan nuklir tahunannya yang dikenal sebagai Steadfast Noon, dengan AS di antara 14 negara yang berpartisipasi. Latihan semacam ini telah dilakukan setiap tahun selama lebih dari satu dekade, menurut Pentagon.
Latihan itu termasuk jet tempur yang mampu membawa hulu ledak nuklir tetapi tidak akan ada senjata langsung di atas kapal. AS akan menyediakan pesawat pengebom B-52 yang terbang dari Pangkalan Udara Minot di Dakota Utara.
Area latihan utama akan berada dalam jarak lebih dari 625 mil dari Rusia. Tujuannya adalah untuk memastikan penangkal nuklir NATO tetap "kredibel, efektif, aman dan terjamin" kata pejabat pertahanan itu.
Menurut NATO, akan ada hingga 60 pesawat yang terlibat termasuk jet tempur canggih, pengawasan dan pesawat tanker. Penerbangan akan dilakukan di atas Belgia, Inggris, dan Laut Utara.
Latihan rutin Rusia sendiri dilakukan setelah Presiden Joe Biden mengeluarkan peringatan keras awal Oktober terkait bahaya ancaman nuklir Presiden Vladimir Putin karena Moskow terus menghadapi kemunduran militer di Ukraina.
Ketegangan di Ukraina berarti akan ada lebih banyak pengawasan terhadap latihan Rusia. AS terus-menerus memantau aset nuklir Rusia, tetapi Pentagon akan mengawasi latihan tersebut untuk mengetahui tanda-tanda kekuatan strategis Rusia atau pergerakan senjata nuklir adalah sesuatu yang tidak rutin dan diharapkan, kata para pejabat.
Latihan ini diharapkan fokus pada senjata strategis, yang berarti uji coba sistem rudal balistik yang akan diminta Rusia untuk memberikan pemberitahuan terlebih dahulu berdasarkan kewajiban perjanjian.
Pejabat NATO dan AS sendiri mengatakan mereka yakin mereka akan dapat secara akurat memantau setiap aktivitas nuklir Rusia selama latihan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rusia Vs NATO di Ukraina, Waspada Teror '3 Serangkai' Nuklir
