28 Negara Antre Jadi Pasien, Siapa Paling Parah 'Sakitnya'?

Tim Redaksi, CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
Rabu, 12/10/2022 07:10 WIB
Foto: Gedung kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)


Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa 28 negara di dunia tengah antre untuk mendapatkan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Banyaknya antrean pasien IMF ini dipicu oleh ketidakpastian global yang semakin kuat.


IMF memangkas proyeksi memangkas proyeksi pertumbuhan tahun depan menjadi 2,7%. Ini adalah perlambatan terparah sejak 2001.

Presiden Jokowi sendiri mengungkapkan bahwa mendapatkan informasi ini dari Menteri Keuangan.

"Tadi pagi saya mendapatkan telfon dari Menteri Keuangan dari Washington DC yang menyampaikan sudah 28 negara antre masuk sebagai pasien IMF," kata Jokowi pada Peresmian Pembukaan Kongres XII LVRI dan Munas XI PIVERI Tahun 2022, dikutip Rabu (12/10/2022).

"Ini lah kondisi yang apa adanya yang saya sampaikan," tegas Jokowi.

Kondisi tersebut bermula dari pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir. Diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis pangan dan energi, menimbulkan lonjakan inflasi di mana-mana.

Situasi semakin rumit, tatkala negara maju mengubah arah kebijakan moneter. Seperti Amerika Serikat (AS) yang dengan agresif menaikkan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan. Negara dengan kondisi fiskal yang rapuh, terpaksa jatuh ke jurang krisis keuangan.

"Ekonomi global ambruk, ditambah perang Rusia dan Ukraina sehingga krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan sekarang ini mengintip semua negara," ungkap Jokowi.

Paparan Jokowi senada dengan ramalan IMF dalam World Economic Outlook (WEO) yang dirilis semalam, Selasa (11/10/2022).

"Krisis biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, invasi Rusia ke Ukraina, dan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, semuanya sangat membebani prospek (ekonomi dunia)," papar IMF.

Melihat kondisi saat ini, Argentina menjadi salah satu negara yang ekonominya porak-poranda karena utang. Utang Argentina telah mencapai Rp 515.000 triliun.

Jumlah utang jumbo Argentina itu membuat rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) mereka mencapai 80.5% pada 2021. Argentina sendiri telah menjadi pasien IMF. Negara ini telah mengantongi bailout sebesar US$ 45 miliar pada tahun ini.

Dari WEO yang dipublikasi IMF, Jerman dan Italia akan menjadi dua negara yang tergelincir dalam resesi tahun depan. Hal ini disampaikan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rilis terbarunya, Selasa (11/10/2022).

"Jerman dan Italia akan tergelincir ke dalam resesi tahun depan, menjadi ekonomi maju pertama yang mengalami kontraksi setelah invasi Rusia ke Ukraina," tulis IMF.

Ekonomi Jerman akan menyusut 0,3%. Sementara Italia akan berkontraksi 0,2%. Namun, di sisi lain, Rusia juga akan masuk ke jurang resesi.

IMF memperkirakan ekonomi Rusia akan berkontraksi 2,3% pada 2023.

"Konflik telah menyebabkan krisis energi yang parah di Eropa yang secara tajam meningkatkan biaya hidup dan menghambat kegiatan ekonomi," kata IMF.

"Secara lebih luas, konflik juga telah mendorong harga pangan di pasar dunia... menyebabkan kesulitan serius bagi rumah tangga berpenghasilan rendah di seluruh dunia, dan terutama di negara-negara berpenghasilan rendah," papar IMF.

Selain negara-negara tersebut, Chile juga diproyeksi membukukan pertumbuhan minus pada tahun depan sebesar 1,0%. Sementara itu, Sri Lanka dipastikan dikecualikan dalam proyeksi IMF untuk periode 2023-2027 karena masih berlangsungnya diskusi negara tersebut dengan lembaga moneter internasional ini terkait dengan program restrukturisasi utang.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OECD Pangkas Proyeksi Ekonomi RI - Australia Terancam Resesi