Ngeri! 'Jeritan' Warga Argentina yang Dihantam Krisis Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis ekonomi yang terjadi di Argentina telah membuat warga di negara itu sangat terpengaruh. Kondisi ini membuat segala kegiatan sulit dilakukan lantaran inflasi yang begitu tinggi.
Salah satunya dialami seorang fotografer bernama Irina Werning. Sebenarnya, ia menyebut bahwa inflasi hingga dua digit setahun sudah biasa dialaminya. Namun, lulusan ekonomi dari universitas di Inggris itu menyebut ilmunya terus terpakai setiap hari dalam bertahan hidup.
"Saya pikir saya tidak akan pernah menggunakan gelar saya, tetapi saya kembali ke Argentina dari Inggris dan menggunakannya setiap hari, setiap saat," katanya kepada The Guardian, Selasa (11/10/2022).
"Kami sudah terbiasa. Sejak saya lahir, ada inflasi, bahkan sebelum ayah saya lahir. Itu adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari yang ada di dalam diri kita. Saya 46 tahun, dan selama 36 tahun hidup saya, saya mengalami inflasi dua digit; rata-rata, itu adalah inflasi 80% setiap tahun."
Saat ini, empat dari 10 orang Argentina hidup di bawah garis kemiskinan. Selama pandemi, diperkirakan 60% anak-anak Argentina hidup dalam kemiskinan.
"Apa yang terjadi adalah hal terburuk yang dapat terjadi pada masyarakat. Bahwa orang yang paling rentan menjadi lebih rentan, dan orang terkaya menjadi lebih kaya. Siapa yang mau hidup dalam masyarakat seperti itu?", tambahnya.
Sejauh ini, inflasi di Negeri Tango itu itu tak terkendali. Angkanya mencapai 78.5% pada Agustus, dan diperkirakan tembus 100% pada akhir tahun, menurut survei yang dilaksanakan bank sentral Argentina (Banco Central de la República Argentina/BCRA).
Nilai mata uang peso Argentina atau ARS melemah lebih dari 47% sepanjang tahun ini, sebesar ARS 150 per dolar AS. Mata uang negeri Leonel Messi itu sudah melemah akibat salah urus perekonomian sejak sebelum pandemi Covid-19.
Pandemi dan perang Rusia memperparah situasi, hingga ARS terpuruk lebih dari 3.388% atas greenback, setelah sebelumnya menikmati nilai tukar di kisaran ARS 4 per dolar AS, hingga pertengahan 2018.
Tak hanya nilai tukar dan inflasi, jumlah utang Argentina juga berada pada tingkatan yang tinggi. Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) di Argentina sempat mencapai 80,5% pada 2021. Pada tahun yang sama, rasio utang Indonesia hanya 35% terhadap PDB.
Saat ini, utang Buenos Aires tercatat setara lebih dari Rp515 ribu triliun bila di rupiahkan dengan kurs Rp15.290 per dolar AS. Utang ini tercatat dalam beberapa mata uang yakni dolar AS sebesar US$ 29,4 triliun atau setara 60,9% dari total utang, mata uang lokal sebesar ARS 13,3 triliun (27,56%), dan 4,3 triliun euro (8,93%). Ketiga denominasi itu mencakup 97,39% dari total utang Argentina.
Akibat komplikasi dari hal-hal ini, warga kini menggunakan sistem barter untuk bertransaksi kebutuhan pokok. Warga di sana bahkan menggunakan forum grup di Facebook sebagai media bertukar informasi kebutuhan, untuk kemudian menentukan lokasi untuk eksekusi barang. Misalnya di tempat-tempat umum seperti stasiun kereta api.
(luc/luc)