Semua Takut Hantu 'Badai Besar', Mungkin Ini Pemicunya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman mengatakan, situasi ekonomi saat ini sudah hampir rusak. Dia pun memperingatkan arus PHK yang kini sudah menimbulkan riak.
"Semua sektor akan kena, kalau ekonomi kena semua kena. Apalagi sudah mau tahun politik. Bikin kita gamang. Kami berharap politisi tidak mengumbar-umbar dulu. Karena kita sedang menghadapi situasi yang hampir rusak," kata Nurjaman kepada CNBC Indonesia dikutip Kamis (6/10/2022).
"Bisa dibuktikan, 2 tahun hancur, siapa yang jago? Ekonomi mana yang bisa kebal saat pandemi? Nggak ada yang kebal," tambahnya.
Padahal, biasanya akhir tahun dan tahun politik adalah momen yang juga dinanti pelaku usaha. Karena, di dua peristiwa ini, konsumsi masyarakat biasanya terdorong oleh aktivitas yang lebih ramai dari biasanya.
"Justru kita takut memasuki tahun politik. Perang antarnegara, perang ekonomi, tahun politik, menumpuk. Nggak ada sinyal baik, semua ego masing-masing. Padahal sekarang seharusnya saling bergandeng tangan," kata Nurjaman.
Dia pun memperingatkan, arus PHK yang mulai terjadi dan berharap, Indonesia tidak akan menghadapi gelombang PHK.
"Selama 2 tahun kita tiarap, tidur nyenyak. Sekarang, pandemi hampir berakhir, sudah mulai recovery. Tapi, harus menghadapi tantangan lagi. Ada badai BBM. Ini menjadi faktor yang bisa mengganjal produktivitas," kata Nurjaman.
"BBM naik, harga jual naik. Mau nggak mau ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Yang akan mengurangi pembelian. Akibatnya, stok barang akan tinggi," kata dia.
Jika stok barang masih banyak, akan menahan laju produksi perusahaan.
"Akibatnya, mau nggak mau terjadi efisiensi, pengurangan karyawan. Siklusnya seperti itu," pungkas Nurjaman.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berulang kali memperingatkan ancaman ketidakpastian terhadap ekonomi tahun depan. Di tengah kecemasan resesi global.
"Hati-hati ketidakpastian ini, mengenai ketidakpastian ini, dan tiap hari kita selalu diingatkan dan kalau kita baca baik di media sosial di media cetak, di media online semuanya mengenai resesi global, tahun ini sulit dan tahun depan sekali lagi saya sampaikan akan gelap, dan kita tidak tahu badai besarnya seperti apa sekuat apa tidak bisa dikalkulasi," kata Jokowi saat Pengarahan Presiden kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga, Kepala Daerah, Pangdam dan Kapolda di JCC, Jakarta, Kamis (29/9).
Sementara itu, dalam laporan prospek ekonomi global pada awal Juni lalu, Bank Dunia menyatakan risiko stagflasi meningkat di tengah perlambatan ekonomi.
Saat kondisi ekonomi memburuk, PHK akan terjadi secara masif. Inflasi dan tingkat pengangguran yang tinggi bisa menjadi ciri khas dari stagflasi.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada "Tsunami" di Perusahaan Teknologi RI
