
Ternyata, Ini Dia Tantangan Pengganti Jokowi Nanti

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu menjaga iklim antarpolitik dan antarpartai. Dan, berharap tetap bisa terjaga stabil hingga Pemilu nanti.
"Perdamaian, keteduhan antarpolitik, antarpartai terjaga cukup baik. Ini jadi tolak ukur pemerintahan ini bisa menjaga kondisi tetap stabil sampai hari-H Pemilu nanti," kata Anggota Komite Industri Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Achmad Widjaja kepada CNBC Indoensia, Rabu (4/10/2022).
Meski, imbuh dia, potensi munculnya gejolak-gejolak perlu diantisipasi.
"Apalagi di Indonesia kita hidup dengan banyak pasal. Pasal kompromi, pasal apa daya," tukas Achmad Widjaja.
Di sisi lain, dia tak menyebutkan spesifik figur yang tepat menggantikan Jokowi di pemerintahan berikutnya.
"Pengusaha nggak melihat siapa figur presidennya, tapi kebijakannya. Strategi dan kebijakan politiknya. Selama politiknya mantap, saling nyaman, kenapa harus lihat orangnya?"
"Seperti sekarang misalnya, Presiden dan partai politiknya, PDI Perjuangan, nyaman dengan koalisi beberapa partai, semua berjalan nyaman. Figur itu hanya gambaran saja, perilakunya seperti apa, karakternya bagaimana. Sama seperti perusahaan, bukan soal siapa Presiden Direktur, tapi kan pemegang sahamnya bagaimana," kata dia.
Di sisi lain, dia menambahkan, masih terlalu dini untuk menilai figur-figur calon presiden nantinya.
"Masih ada sekitar 18 bulan, masih terlalu dini. Ibarat perusahaan, bisa ada perubahan jadi TBK. Nggak bisa komentar figur, yang penting kebijakan politiknya, politik negosiasinya," pungkas Achmad Widjaja.
"Dan yang penting, figur tadi bisa menjaga keseimbangan tiga penopang utama ekonomi Indonesia nantinya. Tiga hal ini menentukan benar, dan Jokowi (Presiden Joko Widodo) harus bisa menjaga kestabilannya sampai peralihannya nanti," ujarnya.
Menurutnya, tiga penopang utama ekonomi RI adalah industri primer, yaitu sumber daya alam yang jadi kekayaan Indonesia. Kemudian, industri sekunder atau pengolahan manufaktur. Dan ketiga, industri jasa.
Ketiga sektor itu, kata Achmad Widjaja, harus dijaga stabil dan seimbang untuk menjaga perekonomian, pengangguran, dan konsumsi di Tanah Air.
"Jangan bikin kebijakan ad hoc-ad hoc yang mengganggu iklim investasi dan kestabilan tiga sektor utama tadi," pungkas Achmad Widjaja.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kominfo-KPU Waspada Serangan Siber, Patroli Digital 24 Jam