Internasional

'Kiamat' Tenaga Kerja Malaysia Ga Kelar-Kelar, Ini Buktinya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
05 October 2022 18:05
A Malaysian national flag is on display in front of the prime minister's office building in Putrajaya, Malaysia Friday, March 20, 2020. Malaysian government issued a movement order to the public starting from March 18 until March 31 to block the spread of the new coronavirus. For most people the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms, but for some it can cause more severe illness. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Kantor perdana menteri Malaysia di Putrajaya, Malaysia. (AP Photo/Vincent Thian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis tenaga kerja masih terus melanda Malaysia. Terbaru, salah satu anggota parlemen negara itu meminta agar Putrajaya mengambil langkah-langkah baru untuk mempercepat proses masuknya tenaga kerja migran.

Mengutip Malaymail, Anggota Parlemen dari Penang, Lim Guan Eng, menyarankan agar proses perekrutan dan pemasukan tenaga kerja asing di sekor konstruksi ditangani oleh Construction Labor Exchange Centre Berhad (CLAB). Ini berbeda dari sebelumnya yang ditangani Kementerian Sumber Daya Manusia.

"Kontraktor di seluruh industri konstruksi bertentangan dan membantah klaim Kementerian SDM bahwa kekurangan tenaga kerja asing telah diselesaikan," ujarnya pada Rabu, (5/10/2022).

"Sepuluh asosiasi kontraktor itu ingin Perdana Menteri (PM) Ismail Sabri turun tangan mengembalikan proses masuknya TKA ke CLAB untuk menangani masalah TKA tanpa melibatkan Kementerian SDM untuk segera mempermudah masuknya TKA."

Malaysia sendiri sebelumnya telah meminta Bangladesh dan Indonesia untuk memenuhi lapangan pekerjaan di sektor konstruksi. Salah satu pengembang properti terbesar di Malaysia, Mah Sing Bhd, menyebut butuh 500 ribu tenaga kerja,

"Untuk memenuhi permintaan dan memulihkan momentum perekonomian, industri konstruksi saat ini membutuhkan 500.000 tenaga kerja, terutama dari Indonesia dan Bangladesh," Managing Director Mah Sing Bhd Leong Hoy Kum.

Sementara itu, Guan Eng juga membahas terkait kekurangan tenaga kerja di sektor kelapa sawit dan industri lainnya. Ia memaparkan Asosiasi Minyak Sawit Malaysia saat ini membutuhkan sekitar 120.000 pekerja sementara sektor elektronik membutuhkan 30.000 pekerja.

Namun, sejak Januari, hanya sekitar 47.000 pekerja asing yang masuk ke negara itu meskipun ada 385.000 persetujuan sejak Januari 2022.

"Namun, ini tidak ada relevansinya dengan kenyataan di lapangan usaha kekurangan tenaga kerja bahkan pedagang asongan meminta swalayan pelanggan dan penjual ikan di pasar tidak bisa membersihkan atau fillet ikan untuk pelanggan," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sama Pusing dengan RI, Malaysia Tahan Harga Ayam & Listrik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular