Internasional

'Hantu' Inflasi Nyata di Asean, Ini Bukti Terbarunya

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 October 2022 15:40
An almost empty Welcome Rotonda roundabout is seen as the government implements a strict lockdown to prevent the spread of the coronavirus on Good Friday, April 2, 2021 in Manila, Philippines. Filipinos marked Jesus Christ's crucifixion Friday in one of the most solemn holidays in Asia's largest Catholic nation which combined with a weeklong coronavirus lockdown to empty Manila's streets of crowds and heavy traffic jams. Major highways and roads were eerily quiet on Good Friday and churches were deserted too after religious gatherings were prohibited in metropolitan Manila and four outlying provinces. (AP Photo/Aaron Favila) Foto: AP/Aaron Favila

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua negara tetangga RI, Filipina dan Thailand, merilis data inflasi masing-masing negara pada Rabu (5/10/2022).

Inflasi Filipina pada September sebesar 6,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka itu tercatat menjadi inflasi tertinggi dalam 4 tahun terakhir, sekaligus memperkuat ekspektasi bank sentral dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut sebelum akhir tahun.

Tingkat inflasi September, yang berada di atas proyeksi 6,7% dalam jajak pendapat Reuters didorong oleh harga makanan dan utilitas yang tinggi. Ini juga jauh di luar perkiraan target bank sentral 2% hingga 4%.

Tingkat inflasi yang lebih cepat dari perkiraan memperkuat ekspektasi Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) untuk memberikan lebih banyak kenaikan suku bunga pada pertemuan November dan Desember. BSP sejauh ini telah menaikkan suku bunga dengan total 225 basis poin pada tahun ini.

"BSP siap untuk mengambil tindakan kebijakan lebih lanjut untuk membawa inflasi ke jalur target-konsisten dalam jangka menengah, konsisten dengan tujuan utamanya untuk mempromosikan stabilitas harga," kata BSP dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Rabu (5/10/2022).

Ekonom ING Bank Nicholas Mapa mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia mengharapkan bank sentral untuk menaikkan suku bunga kebijakan utamanya, saat ini di 4,25%, sebesar 50 basis poin pada masing-masing dari dua pertemuan yang tersisa tahun ini untuk menjinakkan inflasi.

Mapa mengatakan harga pangan akan tetap tinggi karena kerusakan tanaman akibat topan belum lama ini, konsisten dengan ekspektasi badan statistik yang mengatakan pada Rabu bahwa inflasi dapat semakin meningkat pada bulan Oktober.

Sementara itu, tingkat inflasi utama Thailand pada September melambat dari bulan sebelumnya. Namun, harga konsumen tetap di atas target dan masih memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut pada November.

Inflasi Thailand tercatat 6,41% yoy pada September, turun dari bulan sebelumnya sebesar 7,86%. Hal itu didorong oleh penurunan harga energi.

Angka itu juga lebih rendah dari ekspektasi para ekonom sebesar 6,6% yoy.

Inflasi di Thailand mungkin turun lebih lanjut pada kuartal keempat tahun ini terutama karena dukungan pemerintah untuk harga energi dan pangan. Inflasi pun diproyeksikan rata-rata antara 5,5% dan 6,5% pada tahun ini.

Gubernur Bank of Thailand (BOT) Sethaput Suthiwartnaruepu mentatakan pihaknya juga akan mengadopsi pendekatan bertahap dan terukur untuk membawa inflasi kembali ke target.

Pekan lalu, BOT menaikkan suku bunga utamanya seperempat poin persentase menjadi 1% untuk menahan inflasi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dihantam Inflasi Tinggi, Tetangga RI Kerek Suku Bunga 75 Bps


(luc/luc)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading