Mimpi RI Jadi 'Raja Baterai' Ternyata Ini Syaratnya

rah, CNBC Indonesia
01 October 2022 11:02
Infografis, Hilirisasi Kunci Kemajuan Ekonomi RI
Foto: Infografis/ Hilirisasi Kunci Kemajuan Ekonomi RI /Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai seperti motor dan mobil listrik semakin diminati oleh masyarakat global. Berbagai negara pun berlomba-lomba untuk menghadirkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle) untuk memenangkan persaingan, termasuk Indonesia.

Dengan kekayaan alam yang dimiliki, Pemerintah pun menargetkan Indonesia bisa ikut serta dalam ekosistem ini. Harta Karun nikel hingga bauksit yang dimiliki bisa membuat Indonesia menyandang gelar 'Raja Baterai'.

Meski demikian ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi lebih dulu oleh Indonesia sebelum menyandang predikat tersebut. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto mengatakan ada sejumlah tantangan dalam menggenjot program hilirisasi nikel untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Salah satunya terkait ketersediaan lithium.

Menurut Seto, saat ini Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi bahan baku tersebut.

"Jadi kalau kita mau meningkatkan value added baterai dari prekursor menjadikan katoda kita butuh lithium jadi saya kira ini satu pekerjaan rumah," ujarnya dalam acara Closing Bell CNBC Indonesia, Rabu (28/9/2022).

Dia menambahkan sempat berdiskusi dengan beberapa perusahaan lithium dari Amerika dan Australia, dan berharap mereka mau membangun lithium refinery di Indonesia.

"Jadi kami mau punya ekosistem lengkap. Saya kira ini satu langkah yang sangat penting ya untuk nikel," kata dia.

Menurutnya, bukan hanya Indonesia yang berminat membuat ekosistem kendaraan listrik, melainkan juga negara lain, seperti Amerika Serikat. Untuk mengantisipasi persaingan dengan negeri paman sam tersebut, pemerintah pun tengah merumuskan skema insentif yang lebih komprehensif guna menarik investasi. Terutama yang dapat menjangkau dari hulu hingga hilir.

"Jadi inflation reduction dari Amerika terus terang memberikan tantangan buat kita ya untuk bisa mempertahankan competitiveness dari industri yang sedang kita bangun ini," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Rizal Kasli menilai dalam menggenjot ekosistem baterai kendaraan listrik, investor tentunya akan memilih negara mana yang dapat memberikan tawaran yang lebih menarik untuk bisnis mereka.

Pemerintah pun harus bisa memberikan jaminan investasi dan jaminan perusahaan kepada para investor, di samping insentif baik fiskal maupun non fiskal. Diperlukan juga kemudahan penguasaan lahan, dan perizinan yang lebih cepat dan efisien.

"Sehingga kita bisa bersaing dengan negara lain karena investor itu tentu saja akan memilih negara yang lebih memberikan kompetisi yang lebih efisien," ujar dia.

Untuk memenangkan kompetisi tersebut pemerintah juga dapat menerbitkan izin yang lebih cepat dan efisien, termasuk juga menyederhanakan perizinan. Pasalnya, menurut dia banyak sekali perizinan yang harus diurus oleh pengusaha baik di Kementerian maupun lintas lembaga serta instansi pemerintah. Selain itu bagi para pengguna kendaraan listrik, sebagai pembentuk marketnya, perlu ada kemudahan dan privilege yang ditawarkan.

Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID dipercaya sebagai pemain kunci kesuksesan ini. Langkah inisiasi yang diambil, yaitu berencana untuk menggandeng investor luar negeri guna mendukung pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Sebanyak 80% bahan baku kendaraan listrik berasal dari bijih nikel, meski demikian 20% bahan baku baterai masih bergantung pada pasokan di negara lain, seperti China, Chilie, dan Australia.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Genjot Hilirisasi, MIND ID Punya Ini Buat Undang Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular