Genjot Hilirisasi, MIND ID Punya Ini Buat Undang Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN Holding Industri Pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), menjajaki peluang investasi domestik dan internasional untuk percepatan hilirisasi tambang dalam portofolio holding.
Kepala Divisi Corporate Strategy MIND ID Syafrizal mengatakan portofolio bisnis yang dimiliki MIND ID saat ini relatif memberikan sinyal positif untuk investor agar tertarik ikut membiayai program hilirisasi mineral dan logam tersebut. Apalagi, kata dia, seluruh produk tambang MIND ID ke depan ditargetkan dapat masuk dalam rantai nilai pasok kendaraan listrik dan industri hijau lainnya.
"MIND ID memiliki komoditas yang berhubungan dengan green economy, nikel yang diperlukan untuk membangun ekosistem EV, lalu aluminium ini juga support untuk green economy, dan kita punya batu bara yang cukup besar untuk energi transisi," kata Syafrizal dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (20/9/2022).
Selain itu, dia menambahkan, cadangan sumber daya mineral dan logam yang dimiliki MIND ID juga relatif besar. Hal ni menjadi daya tawar yang menarik bagi investor untuk ikut menjadi mitra bisnis di masa mendatang.
"Kami sedang mencari mitra strategis yang mau menanamkan modalnya atau transfer teknologi untuk hilirisasi dari pada komoditas-komoditas yang dimiliki MIND ID," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan peningkatan kinerja keuangan MIND ID, di mana pada 2022, pihaknya menargetkan pendapatan MIND ID tumbuh menjadi Rp 108 triliun dari Rp 93,75 triliun pada 2021. Pada 2021, pendapatan MIND ID meningkat 41% dari Rp 66,5 triliun pada 2020.
"Kinerja MIND ID, tanpa mengonsolidasikan PT Freeport Indonesia, sudah menunjukkan pertumbuhan pada 2021. Kami berharap pendapatan MIND ID semakin meningkat pada 2022, begitu juga dengan laba bersihnya," papar Erick.
Pada 2021, sambung dia, MIND ID mencatatkan laba konsolidasi Rp 14,3 triliun. Sedangkan per Juni 2022 atau semester I-2022, pembukuan laba MIND ID mencapai Rp 12,3 triliun sehingga besar pencapaian pada 2021 berpeluang dapat terlampaui.
"Laba bersih yang bisa kita dapatkan ini bagian dari konsekuensi kami juga agar bisa mendistribusikan lebih kepada negara, apakah itu pajak, PNBP, dan dividen. Saya meyakini, laba MIND ID pada 2022 bertumbuh," imbuhnya.
Erick mengungkapkan saat ini MIND ID fokus membangun aliansi dan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan global yang menguasai downstream technology provider. Selain itu, MIND ID fokus pada pengembangan downstream end-product yang Indonesia masih impor dan memiliki market spesial, sehingga dapat memberikan nilai tambah.
Adapun dalam pengembangan industri EV battery, MIND ID bersama PT Antam Tbk dan BUMN lainnya membentuk Indonesia Battery Company (IBC). Program ini menjadi salah satu Program Strategis Nasional hingga menjadi agenda dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR bersama MIND ID, PT Antam Tbk, dan IBC.
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID Dany Amrul Ichdan mengungkapkan IBC memiliki roadmap. Mulai dari pembuatan prototipe baterai untuk motor listrik, konsep energi storage system, penyiapan fasilitas pengolahan nikel dan bahan baku baterai, ekspansi kapasitas produksi, hingga penguasaan teknologi baterai yang akan dicapai pada 2030 dengan kapasitas produksi baterai sekitar 140 giga watt hour (GWh).
"IBC menjadi salah satu pilar penting untuk mewujudkan energi terbarukan di sektor EV baterai. Selain itu memperkuat kemandirian kita. Artinya mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor dan mampu mengurangi emisi karbon serta subsidi dari bahan bakar. IBC ditargetkan bisa menjadi market leader di Asia Tenggara sebagai penyedia EV baterai," kata dia.
[Gambas:Video CNBC]
Ambisi Hilirisasi Mineral RI Ternyata Hadapi 2 Tantangan Ini
(rah/rah)