
Krisis Energi Eropa: Ribuan Perusahaan Terancam Gulung Tikar

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya gas dan listrik yang tinggi menimbulkan ancaman serius bagi roda perekonomian di kawasan Uni Eropa (UE). Tindakan khusus harus segera diambil untuk mengatasi hal tersebut.
"Keadaan harga gas dan listrik yang tinggi saat ini menanggung risiko kerugian produksi dan penutupan ribuan perusahaan Eropa," tulis Konfederasi Bisnis Eropa dalam surat terbuka kepada kepala UE Ursula von der Leyen.
"Menemukan cara segera di tingkat UE untuk mengurangi dampak pelemahan harga energi yang dihadapi oleh bisnis Eropa adalah masalah kelangsungan hidup," lanjut surat tersebut.
Menurut perkiraan kelompok tersebut, sebanyak 70% dari produksi pupuk Eropa telah ditutup atau melambat, sementara 50% dari total kapasitas aluminium telah hilang.
"Ada bahaya nyata bahwa bisnis, dan khususnya industri padat energi, pindah ke luar Eropa secara permanen."
Kelompok bisnis itu mengatakan "pembuat kebijakan harus segera mempertimbangkan tindakan sementara di seluruh UE untuk memisahkan harga listrik dari harga gas".
"Tindakan luar biasa ini hanya bisa dibenarkan oleh situasi luar biasa di pasar energi."
Adapun, eksekutif UE dan 27 negara anggota blok itu berusaha keras untuk menemukan cara guna mengurangi pukulan dari biaya yang melonjak.
Menteri energi dari seluruh blok bertemu di Brussels pada hari Jumat di tengah dorongan oleh beberapa negara untuk menetapkan batas harga pada biaya gas.
Namun, perbedaan mencolok dalam profil penggunaan energi negara-negara Uni Eropa membuat upaya menemukan solusi bersama menjadi tantangan besar.
Sebelumnya, tanda-tanda penutupan usaha besar-besaran akibat harga energi yang mencekik sudah mulai terlihat. Sekitar 120 ribu usaha di Italia terancam mengalami penutupan akibat krisis di Eropa.
Dalam laporan Russia Today yang mengutip berita Corriere della Sera, kepala asosiasi bisnis Italia atau Confcommercio, Carlo Sangalli, mengatakan bahwa ini juga akan berdampak pada hilangnya 370 ribu pekerjaan. Ia mengaku saat ini harga energi di Italia juga lebih tinggi dibandingkan negara lainnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Energi Eropa Makin Ngeri, 5 Negara "Teriak"
