
'Badai' PHK Hantam Eropa di Tengah Krisis, Ini Buktinya

Jakarta, CNBC Indonesia - 'Badai' pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai menerjang Eropa. Sejumlah perusahaan mengungkapkan bakal memangkas jumlah karyawannya.
Terbaru, maskapai Finlandia, Finnair, berencana memangkas sekitar 200 pekerja. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk membendung kerugian yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Maskapai Nordik itu mengumumkan strategi baru awal bulan ini untuk memangkas biaya, termasuk memangkas armadanya, setelah penutupan ruang udara Rusia dan pandemi Covid-19 mengikis profitabilitas mereka.
Dalam langkah terbaru, Finnair mengatakan bahwa pihaknya telah memulai negosiasi tentang pemutusan hubungan kerja yang dapat menyebabkan sekitar 200 pekerjaan hilang secara global.
"Invasi Rusia ke Ukraina dan wilayah udara Rusia yang tertutup telah memengaruhi bisnis kami secara signifikan," kata CEO Finnair Topi Manner, dilansir AFP, Kamis (29/9/2022).
"Jadi, selain tindakan lain untuk memulihkan profitabilitas Finnair, kami harus mendiskusikan tindakan yang, sayangnya, yang paling menyakitkan bagi karyawan kami."
Adapun, maskapai ini telah mempertahankan koneksi ke Asia menyusul keputusan Uni Eropa untuk menutup wilayah udaranya untuk pesawat Rusia. Alhasil, maskapai ini harus menanggung biaya pengalihan beberapa jam dan menambahkan biaya bahan bakar.
Operator itu mengatakan rencana profitabilitas akan memenuhi perubahan dalam lingkungan operasi Finnair, di mana maskapai ini akan beroperasi dengan kapasitas yang lebih kecil daripada sebelum pandemi.
Seperti banyak pesaingnya, Finnair terpaksa mengambil langkah-langkah pemotongan biaya besar-besaran untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19. Pada akhir 2021, Finnair memiliki 5.365 karyawan, sekitar 850 lebih sedikit dari pada akhir 2020 dan 1.400 lebih sedikit dari sebelum Covid-19.
Selain Finnair, pada hari yang sama, BBC World Service melakukan PHK kepada hampir 400 stafnya. Para pekerja tersebut akan kehilangan pekerjaan mereka akibat program pemotongan biaya dan pindah ke platform digital.
"Rencana restrukturisasi, yang mencakup penghentian radio BBC Arab dan BBC Persia, membutuhkan total bersih sekitar 382 pasca penutupan," kata media asal Inggris tersebut.
Sebelumnya, sekitar 120 ribu usaha di Italia terancam mengalami penutupan akibat krisis di Eropa. Hal ini dikarenakan biaya energi yang makin tinggi dan mencekik biaya operasional bisnis.
Dalam laporan Russia Today yang mengutip berita Corriere della Sera, kepala asosiasi bisnis Italia atau Confcommercio, Carlo Sangalli, mengatakan bahwa ini juga akan berdampak pada hilangnya 370 ribu pekerjaan. Ia mengaku saat ini harga energi di Italia juga lebih tinggi dibandingkan negara lainnya.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Makin Miris! Warga Kurangi Belanja, Beli Makanan Murah