Internasional

Kesaksian WNI di Inggris soal Krisis: Biaya Hidup Naik 25%!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 September 2022 14:35
WNI Rasakan Efek Krisis Inggris, Biaya Hidup Naik 25% (CNBC Indonesia TV)
Foto: WNI Rasakan Efek Krisis Inggris, Biaya Hidup Naik 25% (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis yang terjadi di Inggris sudah mulai berdampak pada kehidupan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di negara itu. Bahkan, biaya hidup pun harus naik hingga 25%.

Salah satu yang merasakan dampak dari krisis ini adalah pelajar dan mahasiswa. Seorang pelajar Indonesia di London, Dhita Mutiara Nabella, mengungkapkan kenaikan biaya hidup telah dirasakan seiring dengan naiknya harga sewa tempat tinggal sebesar 15%-25%.

"Untuk kita mahasiswa disini itu tempat tinggal sebelumnya 700 pound saat ini bisa naik 1000 pound per bulan. Itu salah satu yang paling terasa di London," ujarnya dalam program Profit CNBC Indonesia, Kamis (29/9/2022).

Untuk makanan, terjadi juga kenaikan harga di setiap bahan pangan. Menurut Nabella, kenaikan tertinggi terkait pangan dapat dirasakan bila makan di restoran. Ia mengatakan karena naiknya harga tagihan listrik dan energi, harga makanan di restoran bisa naik 10%-20%.

"Untuk makanan di supermarket dan pasar itu ada kenaikan seperti telur bahkan mencapai 30% kemudian daging dan sayur juga meningkat. Jadi bahan makanan pokok ini terasa peningkatannya," jelas wanita yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) London itu.

Terkait energi, Nabella juga menggambarkan kenaikan harga tagihan yang harus dibayarkan para mahasiswa yang tinggal di akomodasi yang tidak memasukan biaya listik. Ia memaparkan kenaikan tagihan listrik bisa mencapai 60%-80%.

"Jadi yang di private accommodation itu biasanya tagihannya sebelumnya 100 pound sekarang meningkat menjadi 150 atau bahkan 170 pound. Untuk di restoran dan di bisnis-bisnis, kenaikannya bisa 2 kali lipat," tambahnya.

Inggris saat ini mengalami kondisi krisis biaya hidup yang parah. Ini didorong oleh kenaikan harga energi dan pangan pasca perang Rusia-Ukraina yang berakibat pada inflasi. Pada Agustus 2022, tingkat inflasi di negara itu masih berada di level 9,9%.

Hal ini juga kemudian telah membuat warga mulai kesulitan dalam mendapatkan pangan. Sebuah laporan terbaru menyebut bahwa anak-anak yang kelaparan bahkan mengunyah penghapus karet atau bersembunyi di taman bermain saat berada di sekolah karena keluarga mereka tak mampu menyediakan makan siang.

Selain itu, ada sejumlah besar wanita Inggris yang memutuskan untuk menjadi pekerja seks komersial (PSK). Data terbaru English Collective of Prostitution, yang dikutip akhir bulan lalu, di awal musim panas negara itu saja, pada Juni dan berakhir September, ada tambahan jumlah PSK hingga 1/3.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Liz Truss sendiri masih mencoba untuk menyelesaikan krisis ini. Ia berencana menerapkan subsidi energi untuk membatasi tagihan energi rumah tangga tahunan di angka 2.500 pound atau Rp 42,7 juta per tahun.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Biaya Hidup di Inggris, Pasien Kanker Mulai Putus Asa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular