
'Kiamat' di Inggris Menular, Ekonomi Negara Eropa Ini Sekarat

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi yang membuat biaya listrik melonjak terus menular di Eropa. Setelah Inggris 'babak belur', kejadian serupa mulai mengancam Slovakia.
Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger mengatakan melonjaknya biaya listrik telah membuat ekonomi negaranya berisiko 'runtuh'. Pernyataannya tersebut menjadi salah satu komentar paling tajam oleh seorang pemimpin Uni Eropa tentang dampak krisis energi global.
Dia mengatakan kenaikan besar harga setelah serangan Rusia ke Ukraina akan 'membunuh' ekonomi negaranya, kecuali Slovakia menerima miliaran euro dukungan dari Brussel. Dia juga memperingatkan akan terpaksa menasionalisasi pasokan listrik negara itu jika bantuan tidak segera diberikan.
Meskipun Slovakia adalah produsen energi nuklir dan hidroelektrik yang signifikan, penyedia energi terbesarnya membuat keputusan mahal untuk menjual kelebihan dayanya kepada trader energi di awal tahun. Trader ini sekarang menjual kontrak kembali ke Slovakia dengan harga pasar yang sekitar lima kali lebih tinggi.
"Slovakia membeli seharga 500 euro ( Rp 7,3 juta) apa yang mereka jual seharga 100 euro (Rp 1,46 juta)," kata Heger, menambahkan bahwa untuk alasan ini, rencana Komisi Eropa untuk windfall tax 140 miliar euro untuk pembangkit listrik di blok tersebut tidak akan berhasil di Slovakia.
"Jika kita ingin memiliki windfall tax, itu harus dari Eropa," katanya kepada Financial Times, Rabu (28/9/2022).
Peringatannya menggarisbawahi konsekuensi besar dari upaya Moskow untuk menekan pasokan gas sebagai tanggapan atas sanksi Uni Eropa. Hal itu pun telah mendorong harga listrik ke level tertinggi musim panas ini.
Heger mengatakan hasil windfall tax Uni Eropa harus didistribusikan secara merata di seluruh kawasan, yang akan menyasar Slovakia sekitar 1,5 miliar euro atau sekitar Rp 21,9 triliun. Dia juga ingin Brussel mengeluarkan 5 miliar euro atau sekitar Rp 73 triliun dana pembangunan daerah yang tidak terpakai yang dapat digunakan untuk mengurangi tagihan energi untuk bisnis.
"Jika tidak, [bisnis Slovakia] akan tutup dan benar-benar dapat meruntuhkan seluruh perekonomian," kata Heger.
Menurutnya, pihaknya tidak memiliki pilihan lain selain terus membantu perusahaan dan rumah tangga untuk mengamankan pasokan listriknya.
Adapun, Badan Energi Internasional (IEA) telah meminta Eropa untuk mempertahankan 'solidaritas' pada pasokan energi musim dingin ini.
Heger mengatakan ada klausul dalam perjanjian internasional yang memungkinkan negara-negara untuk mengubah rute energi di saat krisis.
Komisi telah mengusulkan untuk mengizinkan ibu kota memaksa generator yang tidak menggunakan gas untuk menyerahkan pendapatan di atas 180 euro per megawatt jam, yang akan digunakan untuk memberi kompensasi kepada konsumen. Namun, ini di atas tingkat yang Slovenské Elektrárne, generator utama Slovakia, menjual sebagian besar tenaga listriknya.
Proposal komisi akan dibahas oleh para menteri energi Uni Eropa pada pertemuan pada Jumat mendatang. Namun Heger mengakui bahwa Slovakia bisa kalah suara.
Dia mengatakan negara berpenduduk 5,5 juta itu berada dalam posisi sulit karena tagihan energi menyumbang 10% dari rata-rata pengeluaran rumah tangga. Negara ini juga memiliki sektor industri berat besar yang tidak proporsional.
Adapun, pabrik-pabrik itu akan segera menandatangani kontrak untuk pasokan listrik tahun depan.
"Kami memiliki hari atau minggu. . . Karena perusahaan perlu mulai membeli dan jika [trader] mulai mengutip 500 euro hingga 600 euro [per megawatt jam], mereka akan segera mulai membunuh ekonomi kami."
Produsen aluminium Slovalco, yang menyumbang hampir sepersepuluh dari konsumsi listrik nasional, telah menghentikan produksinya karena harga yang tinggi.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Slovakia melambat karena perang di negara tetangga Ukraina, yang sekarang memasuki bulan ketujuh. Perkiraan pertumbuhan untuk Slovakia pun telah dipangkas menjadi 1,9% pada 2022 dan 2,7% pada 2023. Inflasi juga mencapai dua digit.
Heger mengatakan bahwa terlepas dari kesulitan ekonomi, Bratislava akan terus menerima pengungsi Ukraina dan memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM Dunia Melejit, Jokowi: Posisi Kita Masih Lebih Baik
