Internasional
Gawat! Sabotase Ancam Eropa, Gas Benua Biru Segera Tamat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu sabotase gas kini mengancam Eropa yang memang tengah dilanda krisis energi. Ini terkait kebocoran dua pipa gas Rusia yang mengalir di bawah Laut Baltik dekat Swedia dan Denmark.
Dua pipa tersebut adalah Nord Stream 1 dan 2. Eropa sendiri menerima cukup banyak volume gas Rusia yang melalui pipa gas Nord Stream 1 sementara Nord Stream 2, operasionalnya masih terhambat akibat sikap Benua Biru yang enggan untuk mengaktifkannya, karena serangan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Otoritas negara-negara Eropa pada Selasa beramai-ramai menyelidiki hal ini. Rusia pun bereaksi.
Bagaimana awal mulanya?
Mengutip Reuters, hal ini berawal saat Denmark melaporkan kebocoran pada pipa terdekatnya, Nord Stream 2, di wilayah perairannya. Ini kemudian disusul Otoritas Maritim Swedia, yang mengeluarkan peringatan tentang dua kebocoran di pipa Nord Stream 1.
Otoritas Denmark dan Swedia kemudian mengumumkan zona larangan pengiriman di sekitar lokasi kebocoran. Denmark pun meningkatkan tingkat peringatan keamanan listrik dan gasnya setelah itu.
"Ada beberapa indikasi bahwa itu adalah kerusakan yang disengaja," kata seorang sumber keamanan Eropa, dikutip Rabu (28/9/2022).
"Anda harus bertanya: Siapa yang akan untung?" tambahnya.
Sabotase dan Laporan CIA
Perlu diketahui, kedua jaringan pipa tersebut kini telah menjadi titik nyala dalam ketegangan energi yang meningkat antara ibu kota Eropa dan Moskow. Ini setelah boikot dan sabotase Eropa ke Rusia karena perang terhadap Kyiv.
Para ahli Eropa mengatakan kemungkinan sabotase tidak dapat dikesampingkan. Namun, bukti masih jauh dari jelas siapa yang mungkin berada di balik permainan curang.
Rusia sendiri mengatakan kebocoran di jaringannya telah menjadi perhatian. Moskow mengatakan juga akan melakukan penyelidikan, termasuk kemungkinan sabotase.
"Tidak ada pilihan yang bisa dikesampingkan saat ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan mengutip CNBC International.
Operator Nord Stream mengaku hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Perusahaan itu juga masih belum mengetahui kapan pipa itu dapat diaktifkan kembali.
"Kehancuran yang terjadi pada hari yang sama secara bersamaan pada tiga rangkaian pipa gas lepas pantai dari sistem Nord Stream belum pernah terjadi sebelumnya," kata operator jaringan Nord Stream AG.
"Belum bisa memperkirakan waktu pemulihan infrastruktur transportasi gas," tambahnya.
Seorang pejabat senior Ukraina dalam komentar terbaru menyebut ini sebagai serangan Rusia untuk mengacaukan Eropa. Brussel sendiri memang berulang kali menuduh Rusia atas aliran gas yang sering terganggu akhir-akhir ini melalui Nord Stream 1.
Benua Biru berdalih Moskow telah menggunakan energi sebagai senjata untuk menentang sikap Uni Eropa (UE) yang menyokong Ukraina dan menjatuhkan sanksi untuk Negeri Beruang Putih.
Rusia menolak tuduhan ini. Kremlin mengatakan hal ini terjadi lantaran adanya kerusakan turbin pada pipa itu.
Sementara itu, mengutip Reuters, sebenarnya Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) telah beberapa minggu lalu memperingatkan Jerman tentang kemungkinan serangan terhadap jaringan pipa gas di Laut Baltik. Ini dimuat majalah Jerman, Spiegel.
Pemerintah Jerman menerima note CIA itu di musim panas lalu. Spiegel lalu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, menambahkan bahwa Berlin mengasumsikan serangan yang ditargetkan pada jalur pipa Nord Stream 1 dan 2.
Bahaya?
Pengamat mengomentari laporan ini. Kebocoran itu disebut bisa membahayakan Eropa.
Kebocoran dianggap bisa jadi malapetaka baru yang membuat tamat gas Rusia ke negara itu."Tergantung pada skala kerusakan, kebocoran bahkan bisa berarti penutupan permanen kedua jalur," kata Eurasia Group.
Bukan hanya kekurangan energi, ini bisa membuat musibah baru, terutama pada habitat setempat. Masing-masing pipa memiliki kapasitas untuk menyalurkan sekitar 165 juta meter kubik gas per hari.
"Kebocoran ini adalah ukuran bahaya keamanan dan lingkungan yang parah, terutama jika Rusia tidak berhenti memompa gas ke dalam sistem," tambah kelompok itu dikutip Reuters.
[Gambas:Video CNBC]
Eropa Makin Ngeri, Rusia Matikan Selamanya Gas Nord Stream 1?
(sef/sef)