
Rusia Makin Menggila, Ini "Bom" Baru ke Gas Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - "Bom" baru diberikan Rusia ke pasokan gas Eropa. Setelah menurunkan kapasitas Nord Stream 1 hingga menjadi 40% dari kapasitas normal sejak Juni dan mematikan sementara 10 hari guna pemeliharaan, kini Moskow akan kembali menurunkan gas mulai Rabu.
BUMN gas Rusia, Gazprom mengatakan haya akan menyalurkan 33 juta meter kubik (mcm) gas per hari. Padahal itu setengah dari pasokan saat ini, yang memang sudah kurang bagi Benua Biru dan mengancam Eropa dalam krisis energi.
Pengumuman disampaikan melalui sebuah postingan di Twitter. Rusia mengaku ini akibat masalah teknis di stasiun kompresor Portovaya.
"Karena berakhirnya waktu yang ditentukan sebelum perbaikan ... Gazprom mematikan satu lagi mesin turbin gas yang diproduksi oleh Siemens di Porovaya," kutipan ciutan itu.
Perlu diketahui masalah dengan produk Siemens ini juga jadi alasan Rusia sebelumnya menurunkan aliran gas Nord Stream 1 sebanyak 60% bulan lalu. Disebutkan bahwa sanksi Barat karena Presiden Vladimir Putin menyerang Ukraina membuat barang itu terkendala perbaikannya dan pengembaliannya dari Kanada ke Rusia.
Pipa Nord Stream 1 merupakan salah satu rute pengiriman gas utama ke Eropa melalui Jerman. Pipa itu dimiliki mayoritas oleh Gazprom dengan 51%, sementara lainnya adalah perusahaan barat, PEGI/E.ON dan Wintershall Dea 15,%, lalu French Engie dan Dutch Gasunie masing-masing 9%.
Ada pula konsorsium Nord Stream AG yang berbasis di Swiss menjadi operator jalur pipa ini. Perusahaan itu mengatur masalah transit gas, teknis, hukum dan lingkungan tapi tidak memiliki aset atas gas di pipa tersebut.
Kapasitas maksimal gas yang dapat dialirkan melalui Nord Stream 1 adalah sekitar 160 juta meter kubik (mcm) per hari. Ini sekitar 55 miliar meter kubik (bcm) per tahun.
Diketahui, proyek pembangunan pipa ini dimulai pada 1997. Pipa beroperasi penuh pada 8 Oktober 2012.
Sementara itu, Jerman telah menolak penjelasan teknis Gazprom untuk pengurangan gas. Negeri Panser mengatakan berulang kali bahwa itu hanya dalih untuk keputusan politik Kremlin untuk menabur ketidakpastian serta lebih lanjut mendorong harga energi.
Dalam keterangan berbeda, Siemens Energy mengatakan pengangkutan turbin yang diservis ke Rusia sebenarnya segera dimulai. Namun, bola berada di tangan Gazprom.
"Pihak berwenang Jerman memberikan Siemens Energy dengan semua dokumen yang diperlukan untuk ekspor turbin ke Rusia pada awal pekan lalu. Gazprom mengetahui hal ini," kata perusahaan.
"Namun, yang hilang adalah dokumen pabean untuk impor ke Rusia. Gazprom, sebagai pelanggan, wajib menyediakannya," tambah perusahaan.
Penurunan lagi pasokan gas ini akan meningkatkan risiko penjatahan gas di Eropa. Sebelumnya lembaga Uni Eropa (UE) mengusulkan kepada negara-negara anggota pekan lalu untuk memotong penggunaan gas sebesar 15% antara Agustus dan Maret dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Strategi Eropa Lawan 'Perang Gas' Rusia Bisa Jadi Bumerang