
Heboh Xi Jinping Dikudeta & Hilang, Muncul Fakta Terbarunya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping dilaporkan menghilang. Bahkan beberapa media Barat menyebut, ia telah dikudeta dan dipenjara.
Pasalnya, sejak pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Uzbekistan, Xi tak kunjung muncul. Ia tidak hadir di Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS) pada 21 September dan mengirim pesan yang sudah direkam sebelumnya.
Meski diundang ke pemakaman Ratu Elizabeth II di Inggris, Xi juga tak tampak dan diwakilkan oleh perwakilan khusus. Total 10 hari ia menghilang setelah pertemuan 16 September itu.
Isu kudeta pertama kali muncul di Twitter. Beberapa video memperlihatkan mobilitas kendaraan militer yang bergerak menuju ibu kota Beijing.
"Video kendaraan militer yang bergerak ke Beijing ini muncul segera setelah 59% penerbangan di negara itu dilarang terbang dan pemenjaraan pejabat senior. Ada banyak asap, yang berarti ada api di suatu tempat di dalam Partai Komunis China yang membuat tidak stabil," kata penulis Gordon G. Chang, dari media sosial (medsos) itu.
Penangkapan juga dilaporkan. Xi disebut menjadi tahanan rumah dan digantikan seorang jenderal baru.
"Jenderal Li Qiaoming kemungkinan akan menggantikan presiden China Xi Jinping sebagai presiden China berikutnya," tulis akun Frontal Force dengan menunjukkan foto wajah Li.
Sayangnya tak ada konfirmasi dari pemerintah China. Lalu bagaimana update terbarunya?
Mengutip Twitter, seorang jurnalis Channel News Asia (CNA) di China, Xi dilaporkan akhirnya muncul ke publik. Ini dilihat CNBC Indonesia, Rabu (28/9/2022).
"Presiden China Xi Jinping muncul di buletin primetime televisi negara CCTV "menerpa era baru" di Beijing," tulisnya di akun @OliviaSiongCNA, Selasa.
"Kunjungan Xi dilaporkan oleh media pemerintah China dan menandai penampilan publik pertamanya sejak ia kembali dari perjalanan luar negerinya ke Asia Tengah pada 14-16 September," tambahnya lagi.
"Penampilan publik Xi datang di tengah spekulasi dan desas-desus yang belum diverifikasi dalam beberapa hari terakhir tentang kepemimpinannya yang mendapat sejumlah tantangan," jelasnya.
"Waktu yang sensitif secara politik memang terjadi seiring kongres Partai Komunis bulan depan di mana dia diharapkan akan melanjutkan masa jabatan ketiganya, yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya lagi.
Xi sendiri terpilih menjadi Presiden China sejak Maret 2013 dalam sebuah pemungutan suara yang digelar oleh kongres. Xi menggantikan Hu Jintao yang pensiun setelah menjabat selama dua periode.
Pasca penghapusan pembatasan jabatan presiden dua periode di 2018, isu langkah Xi kembali menjadi presiden untuk periode ketiga terus bergulir. Di 2021, Partai Komunis juga telah membuat resolusi yang makin memperkuat posisi Xi Jinping.
Ini berisi makin kuatnya posisi pria 69 tahun itu sebagai pemimpin partai. Resolusi juga mendeklarasikan ideologi Xi sebagai esensi kebudayaan China, di mana dirinya disamakan dengan Mao Zedong dan Deng Xiaoping.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rumor Presiden Xi Jinping Dikudeta, Ini Faktanya!
