
Sri Mulyani Ogah Tambah Banyak Utang: Dunia Bakal Resesi !

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah bersiap menghadapi goncangan resesi global pada 2023. Hal ini ditandai dengan upaya mengerem penerbitan utang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 mencapai Rp 331,2 triliun atau turun 40,1% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 552,6 triliun.
Realisasi pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 yang mencapai Rp 331,2 triliun baru terealisasi 35,1% dari target yang sebesar Rp 943,7 triliun seperti yang diatur di dalam Perpres 98/2022.
"Bayangkan kondisi di mana sektor keuangan, pasar keuangan, pasar obligasi menghadapi guncangan besar dan bertubi-tubi, maka strategi menurunkan pembiayaan utang menjadi sangat sesuai dan tepat, baik waktu dan strategi," kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN Kita edisi Agustus 2022, dikutip Selasa (27/9/2022).
Secara rinci, pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 terdiri dari SBN (neto) sebesar Rp 317,3 triliun atau turun 44,1% jika dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 567,4 triliun.
Sementara itu, pinjaman neto sudah terealisasi sebesar Rp 13,8 triliun atau turun 193,3% dibandingkan dengan realisasi 31 Agustus 2021 yang sebesar Rp 14,8 triliun.
Adapun, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat pembayaran subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM), listrik dan LPG 3 kg dimungkinkan mencapai Rp 600 triliun atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya Rp 502 triliun.
Meski demikian, pemerintah memastikan target utang tidak ikut naik. Terlihat dari defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tetap dipatok 3,92% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun ini.
Kemenkeu juga mencatat posisi utang pemerintah hingga Juli 2022 telah mencapai Rp 7.163,12 triliun atau setara 39,56% dari produk domestik bruto (PDB). Nilai utang pada Juli 2022 tersebut naik 0,55% dibandingkan bulan lalu yang nilainya mencapai Rp 7.123,62 triliun.
Realisasi utang pemerintah pada Juli 2022 yang sebesar Rp 7.163,12 triliun tersebut setara dengan 37,91% dari produk domestik bruto (PDB). Rasio utang tersebut turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,56%.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs