Top Bu Sri Mulyani! Penerbitan Utang Turun Tajam Sampai 40,1%

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
26 September 2022 21:50
Infografis, Setoran Negara 2023 Ditarget Rp2.463 T
Foto: Infografis/ Setoran Negara 2023 Ditarget Rp2.463 T/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, realisasi pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 mencapai Rp 331,2 triliun atau turun 40,1% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 552,6 triliun.

Realisasi pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 yang mencapai Rp 331,2 triliun baru terealisasi 35,1% dari target yang sebesar Rp 943,7 triliun seperti yang diatur di dalam Perpres 98/2022.

"Bayangkan kondisi di mana sektor keuangan, pasar keuangan, pasar obligasi menghadapi guncangan besar dan bertubi-tubi, maka strategi menurunkan pembiayaan utang menjadi sangat sesuai dan tepat, baik waktu dan strategi," jelas Sri Mulyani dalam konferensi APBN Kita edisi Agustus 2022, Senin (26/9/2022).



Secara rinci, pembiayaan utang hingga 31 Agustus 2022 terdiri dari SBN (neto) sebesar Rp 317,3 triliun atau turun 44,1% jika dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2021 yang sebesar Rp 567,4 triliun. Sementara itu pinjaman neto sudah terealisasi sebesar Rp 13,8 triliun atau turun 193,3% dibandingkan dengan realisasi 31 Agustus 2021 yang sebesar Rp 14,8 triliun.

Sri Mulyani juga menjelaskan, pada September telah dilakukan penerbitan SBSN ritel seri SR017 sebesar Rp 26,97 triliun dan Global Bonds sebesar US$ 2,65 miliar

"Termasuk kita mengeluarkan liability management sebesar US$ 325 miliar untuk mengurangi eksposur jatuh tempo dan suku bunga. Ini strategi pengelolaan utang untuk kita bisa menjaga agar APBN, keuangan negara, utang negara terjaga prudent," jelasnya.

Adapun pemerintah juga masih mendapatkan bantuan dari SKB I dan III dengan Bank Indonesia (BI). Di mana ada SKB I telah terealisasi Rp 40,034 triliun, terdiri dari SUN Rp 21,992 triliun dan SBSN Rp 18,042 triliun.

"Dengan WAY sebesar 7,03% dan WATM 19,48 tahun," jelas Sri Mulyani. Adapun SKB III telah mencapai Rp 95,42 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers APBN KITA September 2022. (Tangkapan Layar via Youtube Kemenkeu)Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers APBN KITA September 2022. (Tangkapan Layar via Youtube Kemenkeu)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers APBN KITA September 2022. (Tangkapan Layar via Youtube Kemenkeu)



Sri Mulyani bilang, kombinasi market, SKB dan kemampuan menekan defisit APBN menjadi hal yang penting dalam menjaga ketahanan APBN agar guncangan global tidak mudah merembes ke dalam APBN dan perekonomian.

Adapun strategi berdasarkan Outlook APBN 2022, yang akan ditempuh Sri Mulyani yakni optimalisasi SBN domestik melalui SKB III dengan menyesuaikan dengan realisasi belanja PEN.



Kemudian, Sri Mulyani juga akan melakukan penyesuaian target lelang SBN sebagai respon terhadap outlook defisit yang lebih rendah dari target APBN, penyesuaian target SBN valas seperti Global Bonds untuk diturunkan menyesuaikan kondisi kas pemerintah dan dinamika pasar keuangan.

Selain itu, strategi pengelolaan pembiayaan utang yang juga akan ditempuh Sri Mulyani adalah dengan memperbesar penerbitan SBN ritel sebagai upaya berkelanjutan meningkatkan partisipasi investor domestik dan fleksibilitas pinjaman program.

"Kita akan terus waspadai situasi yang terjadi ini, termasuk menetapkan kapan kita akan mengeluarkan surat utang dalam jumlah berapa dan term maturity-nya seperti apa. Ini untuk menjaga Indonesia dari berbagai guncangan," jelas Sri Mulyani.

"Kita melihat banyak negara mengalami krisis, sehingga tidak mampu mengelola APBN dengan baik, ini kita hindari agar tak terjadi di Indonesia," kata Sri Mulyani lagi.


(cap/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biar Dolar Nyaris Rp16.500, Utang RI Dijamin Aman!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular