Internasional

5 Negara dengan Lonjakan Harga Makanan Tertinggi, Ada RI?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
20 September 2022 18:00
People wait to apply for a passport at the Sri Lanka's Immigration and Emigration Department, amid the country's economic crisis, in Colombo, Sri Lanka, June 8, 2022. Picture taken June 8,2022.  REUTERS/Dinuka Liyanawatte
Foto: REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi pangan tengah melanda sebagian besar negara di dunia. Beberapa di antara bahkan di atas 100%.

Zimbabwe menjadi negara dengan inflasi makanan tertinggi di dunia. Pada Agustus 2022, inflasi nominal pangan di negara itu mencapai 353% secara year-on-year (yoy).

Mengutip data Trading Economics, di belakang Zimbabwe ada Lebanon sebesar 240% (Juli yoy), Venezuela 131% (Juli yoy), Sri Lanka 90,9% (Juli yoy), dan Turki 90,25% (Agustus yoy).

Baik Zimbabwe, Lebanon, Venezuela, dan Sri Lanka sendiri memang telah mengalami krisis ekonomi yang cukup berdampak besar. Zimbabwe pada Juni 2022 lalu mencatatkan rekor inflasi hingga 191,6%, melonjak tajam dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 131,7%.

Negara yang terletak di Afrika itu sendiri memang cukup akrab dengan inflasi yang tinggi. Negara itu bahkan pernah mencatatkan inflasi sebesar 837,53% pada Juli 2020.

Untuk meredam inflasi tinggi dan nilai mata uang yang rendah, pemerintah Zimbabwe berencana untuk menerbitkan koin emas sebagai alat pembayaran.

Lebanon juga telah mengalami persoalan serupa. Pada Mei 2022, inflasi tercatat sebesar 211,43% secara tahunan, naik dari bulan sebelumnya sebesar 206%.

Selain pangan, inflasi itu disebabkan oleh melambungnya harga sejumlah komponen seperti rumah dan peralatan (110,13%), transportasi 515,36%), peralatan rumah (182,35%), dan kesehatan (468,27%).

Dalam kasus Venezuela, negara ini juga sering dilanda inflasi super tinggi seperti Zimbabwe. Bahkan, rekor inflasi negara kaya minyak itu pernah mencapai level 334.509,5%.

Sementara itu, Sri Lanka juga akhir-akhir ini tengah mengalami krisis, bahkan dinyatakan bangkrut. Hal ini disebabkan oleh kesalahan pengelolaan ekonomi saat pandemi Covid-19. Masyarakatnya harus menanggung beban berat, bahkan hanya untuk mendapatkan makanan, bahan bakar hingga obat-obatan.

Pada April lalu, Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$51 miliar (Rp 760,3 triliun) dan membuka pembicaraan dana talangan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Untuk Turki, inflasi makanan yang meroket sejalan dengan kejatuhan mata uang lira. Adapun, di tengah inflasi tinggi, pihak bank sentral justru memangkas suku bunga acuannya sebesar 100 basis poin atau 1%.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Ungkap Jurus 'Keroyokan' RI Kendalikan Inflasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular