Erdogan Ungkap Rusia & Ukraina Sepakat Tukar 200 Tahanan
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dan Ukraina telah sepakat untuk melakukan pertukaran 200 tahanan perang. Hal itu diungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada televisi AS, PBS.
Erdogan membuat pengumuman itu setelah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan puncak regional di Uzbekistan pada pekan lalu.
Erdogan tidak memberikan rincian lengkap tentang pertukaran terbesar sejak perang dimulai 7 bulan lalu itu, dan hanya menyebut orang-orang yang dipertukarkan sebagai "sandera" serta tidak mengatakan berapa banyak dari masing-masing pihak.
"Dua ratus sandera akan dipertukarkan berdasarkan kesepakatan antara para pihak. Saya pikir langkah signifikan akan diambil ke depan," kata Erdogan, dikutip AFP, Selasa (20/9/2022).
Adapun, Turki yang menjadi anggota NATO itu telah mencoba untuk tetap netral dalam perang tersebut> Ankara memasok drone tempur ke Kyiv, tetapi juga menghindari sanksi yang dipimpin Barat terhadap Moskow.
Erdogan pun mengungkapkan dirinya memiliki kesan bahwa Putin bersedia mengakhiri perang.
"Kami melakukan diskusi yang sangat ekstensif dan dia benar-benar menunjukkan kepada saya bahwa dia bersedia untuk mengakhiri ini sesegera mungkin," kata Erdogan.
"Itu kesan saya karena keadaan saat ini cukup bermasalah."
Erdogan mengatakan mundurnya Rusia atas akan menjadi bagian penting dari setiap gencatan senjata yang langgeng.
"Jika perdamaian akan dibangun di Ukraina, tentu mengembalikan tanah yang diserbu akan menjadi penting," katanya.
Ditanya berulang kali apakah Putin harus bertanggung jawab atas invasi ke Ukraina, Erdogan mengatakan tidak ada untungnya memihak.
"Kami tidak akan membela satu pemimpin saja. Sebaliknya, kami harus mencari solusi yang akan memuaskan semua pihak yang terlibat."
Sejauh ini, Erdogan telah berulang kali mencoba mempertemukan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki untuk pembicaraan gencatan senjata.
(luc/luc)