20,9 GW Pembangkit Hijau Akan Dibangun, Ini yang Jadi Andalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pembangunan pembangkit listrik baru ditargetkan akan bertambah sebesar 40,6 Gigawatt (GW) hingga 2030. Di mana, sebesar 20,9 GW merupakan pembangkit yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan perhitungan tersebut telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Adapun dari 20,9 GW pembangkit EBT yang akan dibangun, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan menjadi andalan.
Menurut Dadan, proses pembangunan pembangkit EBT dengan kapasitas 20,9 GW hingga 2030 sudah dimulai sejak tahun lalu. Bahkan terdapat pembangkit EBT yang sudah mulai beroperasi secara komersial.
"Yang terbesar dari PLTA yaitu 10,3 GW. Kemudian juga dari PLTS kita kan negara tropis rencana pengembangannya 4,7 GW, kemudian PLTP kita mempunyai potensi terbesar kedua yakni pengembangannya 3,35 GW," kata Dadan dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (19/9/2022).
Dadan menjelaskan meskipun secara kapasitas target pembangunan PLTP lebih kecil dari PLTS, namun secara operasional sehari-hari kedua pembangkit ini memiliki perbedaan. Dimana, PLTP dapat beroperasi 24 jam penuh, sementara PLTS hanya terbatas dengan mengandalkan panas dari matahari.
"Sehingga 3,35 GW untuk PLTP itu ekuivalen dengan 17 GW PLTS kalau dihitung dengan besaran yang dihasilkan. Kemudian PLTB akan ditambah kemudian bioenergi yang berbasis biomassa, biogas dan kemudian juga proses yang lain," ujarnya.
Untuk diketahui, RUPTL 2021-2030 telah ditetapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada 21 September 2021. Keputusan ini tertuang dalam Kepmen ESDM No.188.K/HK.02/MEM.L/2021 tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tahun 2021 Sampai Dengan Tahun 2030.
Ini artinya, setidaknya ada 13.819 Mega Watt (MW) atau hampir 14 Giga Watt (GW) listrik dari PLTU batu bara yang masih bisa dibangun selama 2021-2030. Jumlah ini berdasarkan RUPTL 2021-2030.
Adapun jumlah PLTU dalam RUPTL 2021-2030 ini mencapai 34% dari total pembangkit listrik yang akan dibangun hingga 2030 sebesar 40,6 GW.
Sementara porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) yang akan dibangun selama 2021-2030 berdasarkan RUPTL 2021-2030 mencapai 20,9 GW atau sekitar 51,6% dari total tambahan pembangkit listrik baru nantinya.
Sebagai informasi, kapasitas terpasang pembangkit listrik hingga 2020 tercatat mencapai 63,3 GW. Bila target tambahan pembangkit 40,6 GW tersebut terbangun seluruhnya, maka pada 2030 kapasitas terpasang pembangkit listrik RI mencapai 99,2 GW.
Hingga 2020, kapasitas terpasang PLTU tercatat sebesar 31.952 GW atau 50% dari total kapasitas pembangkit yang ada. Namun demikian, meski masih ada tambahan pembangkit listrik baru hampir 14 GW tersebut, pada 2030 kapasitas terpasang PLTU ditargetkan hanya sebesar 44.726 GW atau 45% dari total kapasitas terpasang. Pasalnya, sebesar 1,1 GW PLTU direncanakan akan dipensiunkan.
[Gambas:Video CNBC]
Demi Industri Hijau, PLN Serahkan 800 Unit REC Ke Danone
(pgr/pgr)