INTERNASIONAL

Bye Minyak! Shell Pindah Energi Terbarukan, Tunjuk CEO Baru

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 September 2022 21:45
Shells CEO Ben van Beurden speaks during a signing ceremony at QatarEnergy headquarters in Doha, on July 5, 2022. (Photo by KARIM JAAFAR / AFP) (Photo by KARIM JAAFAR/AFP via Getty Images)
Foto: AFP via Getty Images/KARIM JAAFAR

Jakarta, CNBC Indonesia - Shell telah beralih ke bisnis gas dan energi terbarukan untuk mendorong transisi masa depan yang lebih hijau. Kini perusahaan minyak asal Inggris itu telah memilih Wael Sawan untuk menggantikan Ben van Beurden sebagai kepala eksekutif (CEO).

Penunjukan Sawan sebagai CEO terjadi saat Shell bertujuan untuk mengurangi emisi menjadi nol bersih pada tahun 2050. Perusahaan berkomitmen menjauh dari bahan bakar fosil.

Sawan, dipandang sebagai calon terdepan untuk menggantikan van Beurden yang mengundurkan diri pada akhir tahun setelah hampir satu dekade memimpin dan bekerja selama 40 tahun atau dari 1983 di perusahaan tersebut. Ia merupakan pria keturunan Lebanon-Kanada berusia 48 tahun.

Selama masa jabatannya, van Beurden mengawasi akuisisi terbesar Shell dalam beberapa dekade dan mengarahkan perusahaan ke langkah penting untuk mengurangi emisi rumah kaca. Ini akan menjadi tugas penting bagi penggantinya.

Sawan sebelumnya memimpin bisnis produksi minyak dan gas Shell dan sekarang mengawasi pertumbuhannya dalam energi rendah karbon serta bisnis gas terintegrasi perusahaan tersebut. Pengangkatan Sawan sebagai CEO baru akan efektif pada 1 Januari 2023.

Analis Credit Suisse mengatakan Sawan dikenal baik oleh investor dan berharap penunjukannya memiliki dampak terbatas pada strategi Shell. Credit Suisse Asset Management adalah lima pemegang saham teratas di Shell.

"Pergeseran ini kemungkinan lebih merupakan kelanjutan daripada revolusi strategi yang dilakukan oleh van Beurden," kata analis RBC Capital, melansir Reuters, Kamis (15/9/2022).

Setelah pandemi virus corona dan jatuhnya permintaan energi pada awal 2020, Shell, di bawah van Beurden, memotong dividennya, yang terbesar di dunia saat itu sekitar US$15 miliar, untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.

Tetapi pada Juli, perusahaan membukukan hasil rekor, dengan laba kuartal kedua senilai US$11,5 miliar melampaui angka yang ditetapkan hanya tiga bulan sebelumnya. Saham Shell yang terdaftar di London, yang telah naik lebih dari 44% nilainya sepanjang tahun ini, naik sedikit pada awal perdagangan.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Shell Akuisisi EcoOils Perusahaan Pengolah Limbah Sawit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular