
Ekspor dan Impor Meledak di Agustus, September Pesta Usai?

Tidak hanya ekspor, impor juga terus melonjak pada Agustus 2022. Impor terbesar masih berupa mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mencapai US$ 2,62 miliar atau naik 13,63% (mtm). Sementara itu, impor mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya mencapai US$ 2,56 miliar atau naik 9,98%.
Impor minyak dan gas (migas) pada Agustus menembus US$ 3,7 miliar. Nilai tersebut anjlok 35,74% dibandingkan bulan sebelumnya tetapi melesat 77,44% (yoy).
Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor barang modal melonjak 18,14% (mtm) menjadi US$ 3,5 4, barang konsumsi naik 12,27% (mtm) menjadi US$ 1,85 miliar, dan bahan baku/penolong naik 0,35% menjadi US$ 16,76 miliar.
Secara keseluruhan, nilai impor Januari-Agustus 2022 mencapai US$ 159,68 miliar atau naik 29,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail Samuel menjelaskan meningkatnya surplus neraca perdagangan akan menopang pergerakan rupiah ke depan. Dengan ekspor dan surplus yang membesar maka transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih surplus 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2022. Transaksi berjalan yang positif akan semakin meningkatkan kepercayaan pasar terhadap rupiah.
Tingginya nilai impor barang modal pada Agustus juga menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Impor barang modal yang lebih tinggi memberi sinyal jika aktivitas investasi akan menggerakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022," tutur Mikail, kepada CNBC Indonesia.
Mikail memperkirakan surplus neraca perdagangan September masih bisa mencapai US$ 5 miliar seiring dengan normalisasi ekspor CPO dan meroketnya harga batu bara. Sebagai catatan, harga batu bara mencetak rekor tertinggi pada 5 September lalu di posisi US$ 463,75 per ton.
Pertumbuhan ekonomi kuartal II diperkirakan mencapai 5,2% pada kuartaL II-2022.
Senada, ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana juga mengatakan surplus besar pada Agustus akan menopang cadangan devisa dan rupiah.
Namun, Wisnu memperkirakan surplus akan mengecil pada September sejalan dengan lonjakan impor. Impor diperkirakan akan naik sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik sementara harga sejumlah komoditas cenderung melandai.
"Indeks kepercayaan konsumen naik 50% dalam dua bulan terakhir sementara penjualan ritel juga tumbuh. Ini menunjukan konsumsi akan naik dan impor meningkat. Ekspor mungkin akan turun karena melambatnya perekonomian global," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae)[Gambas:Video CNBC]